Esposin, SOLO -- Wartawan Metro TV yang bertugas di Solo, Hari Eka Wibowo, mencabut laporan yang sempat dilayangkannya karena merasa nama baiknya dicemarkan oleh seseorang di Twitter, Rabu (24/7/2013). Pencabutan laporan dilakukan wartawan yang akrap disapa Bowo itu karena terlapor, Riki Rudiyanto, 24, sudah mengakui perbuatan dan meminta maaf kepada dirinya.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Pantauan Esposin di Mapolresta Solo, Bowo bersama Riki dan dua orang saksi di depan penyidik Satreskrim menandatangani surat pencabutan laporan tersebut. Dengan ditandatanganinya surat tersebut penyidik secara resmi menghentikan penyelidikan. Seusai mencabut laporan, Riki mengadakan jumpa pers karena ingin meminta maaf secara terbuka. Riki merupakan pemilik akun Twitter @aniki_ricky.
Ia yang berkicau di akun Twitter itu dengan kalimat yang dianggap mendeskreditkan profesi wartawan. Adapun isi kicauan Riki itu adalah, “kalo di KPK ada mario, di Solo ada Bowo. Mereka wartawan @Metro_TV yang provokator #memalukan.”
Bowo kepada wartawan mengungkapkan, keputusan mencabut laporan merupakan inisiatif pribadi. Pasalnya, Riki sudah mengakui perbuatannya dan meminta maaf baik kepada dirinya maupun kepada wartawan secara umum. Permintaan maaf dari Riki secara terbuka dipandang perlu dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap wartawan.
“Secara pribadi saya sudah memaafkan Riki sejak dari dulu ketika ia menemui saya. Tapi dahulu saya ingin proses hukum tetap berjalan sembari melihat situasi selanjutnya. Oleh karena Riki benar-benar telah mengakui perbuatan dan mau minta maaf secara terbuka, akhirnya saya mencabut laporan itu,” kata Bowo.
Sementara itu, Riki, kepada wartawan menyatakan meminta maaf kepada Bowo dan kepada wartawan secara umum atas pebuatannya tersebut. Perbuatannya itu disebutnya karena khilaf dan tidak bermaksud melecehkan profesi wartawan. Diceritakannya, ia berkicau di akun Twitter miliknya karena turut emosi atas kejadian ketegangan antara pendemo menolak kenaikan harga BBM dan para wartawan yang meliput, Kamis (20/6/2013) lalu.
Kicauan Riki diketahui Bowo, Jumat (21/6/2013). Sehari sebelumnya, para pewarta, termasuk Bowo, terlibat adu mulut dengan sejumlah aktivis mahasiswa pendemo di Jl Slamet Riyadi. Adu mulut dipicu ucapan demonstran di muka publik yang menyebutkan mereka tak membutuhkan wartawan. Pada kesempatan itu Bowo mengaku dilarang merekam.