Esposin, SOLO – Wilayah pesisir utara Pulau Jawa menjadi area yang terdampak abrasi. Tak hanya itu, tanaman mangrove yang selama ini menjadi “penghadang” ganasnya ombak telah berkurang karena adanya alih fungsi.
Karena itu pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berupaya mengembalikan keberadaan hutan mangrove di pesisir utara Pulau Jawa. Yakni dengan melakukan penanaman di sejumlah tempat. Salah satunya di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Penanaman mangrove tersebut dilaksanakan oleh Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Solo. Salah satu desa yang menjadi sasaran kegiatan tersebut adalah Desa Pangkah Wetan.
Menghijaukan Sekaligus Dukung Pemulihan Ekonomi, BPDASHL Solo Tanam 330.000 Mangrove di Gresik
BPDASHL Solo Mulai Penanaman Mangrove di Pangkah Kulon Gresik
BPDASHL Solo melakukan kegiatan penanaman melalui program padat karya. Diharapkan dengan program tersebut bisa membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat sekaligus merawat dan memperbaiki ekosistem tanaman tersebut di DAS Bengawan Solo.Sehingga selain sebagai bagian Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), program Padat Karya Penanaman Mangrove yang dilakukan BPDASHL Solo berfungsi ganda. Karena juga mengembalikan ekosistem tanaman itu di pesisir utara Pulau Jawa yang terkena abrasi ombak.
BPDASHL Solo Gelar Padat Karya Penanaman Mangrove
Agar Padat Karya Penanaman Mangrove ini bisa terlaksana dengan sebaiknya, masyarakat sekitar pesisir juga ikut diakomodir untuk memaksimalkan prosentase hidup dari tanaman itu. Puluhan warga desa pun bersemangat, mereka menggunakan kapal untuk mendistribusikan bibit selama proses penanaman.Tak hanya itu, warga Desa Pangkah Wetan yang sebelumnya mengandalkan hidup sebagai nelayan, kini pun bisa mengelola lingkungan dan wisata. Semangat mereka layak ditiru, selalu berinovasi dengan memanfaatkan potensi yang ada.