Esposin, SOLO – Peran buzzer dalam politik praktis sejak Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 terbukti memunculkan dampak negatif berupa polarisasi atau keterbelahan masyarakat. Ada harapan publik bahwa penyelenggaraan Pemilu 2024 terbebas dari buzzer.
Peneliti Litbang Kompas, Yohan Wahyu, menjelaskan survei Litbang Kompas beberapa waktu lalu menunjukkan ada harapan publik yang cukup besar bahwa Pemilu 2024 seharusnya dengan kampanye yang lebih sehat, lebih produktif, dan mengurangi potensi yang melahirkan kebencian dan pembelahan sosial.