Umar S. Bakry, Sekjen Aropi (Asosiasi Riset dan Opini Publik Seluruh Indonesia) mengaku momentum pemilu merupakan puncak bisnis jasa survei politik. Selain pemilihan kepala daerah, ada pula survei partai politik dan calon legislatif.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
"Survei caleg biasanya dilakukan di daerah pemilihan. Bisa sebelum jadi caleg, saat proses dan mendekati pemilihan," jelas Umar di Jakarta, Selasa (19/2/2013).
Asosiasi Riset dan Opini Publik Seluruh Indonesia saat ini memiliki 34 anggota. Hanya saja Umar tidak bisa memastikan seberapa besar pemasukan anggotanya selama 2013.
"Itu soalnya bergantung cara mereka memasarkan," jelasnya. Meski demikian, dia mengatakan survei secara nasional biayanya sekitar Rp500 juta, survei bupati Rp110 juta sampai Rp120 juta dan survei calon legislatif Rp150 juta.
Igor Dirgantara, peneliti senior Lembaga Survei Jakarta, mengaku dalam setahun jajarannya bisa menerima order 10 kali survei. "Biasanya meningkat dua kali saat jelang pemilu," jelasnya.
Hanya untuk tarif, Igor enggan menjelaskan rinci. Meski demikian untuk survei dengan rentang waktu seminggu dengan responden kurang dari 2.000 orang biayanya sekitar Rp50 juta. (40)