Esposin, JAKARTA -- Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Muhammad Yusuf, mengungkapkan jumlah transaksi mencurigakan menjelang Pemilu 2014 semakin meningkat. "Kami temukan indikasi peningkatan transaksi mencurigakan. Diduga hal ini ada korelasinya dengan momen menjelang Pemilu," kata Yusuf ketika dijumpai wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Senin (27/1/2014).
Menurutnya, jumlah transaksi mencurigakan ini meningkat hingga 20-25%. Peningkatan ini biasanya terjadi pada satu tahun menjelang pelaksanaan Pemilu, saat Pemilu dan satu tahun pascapemilu. "Sejak Pemilu 2004 dan 2009, terjadi peningkatan transaksi mencurigakan. Pada 2013 atau satu tahun menjelang Pemilu 2014, indikasi peningkatan juga mulai terlihat," jelasnya.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Meskipun demikian, dia menyatakan PPATK belum menyerahkan temuan transaksi mencurigakan tersebut kepada pihak penegak hukum karena sebab masih dalam proses penggalian lebih lanjut. "Temuan ini belum kami serahkan kepada penegak hukum sebab masih riset. Apabila data-datanya sudah dapat dipertanggungjawabkan, maka tindaklanjutnya kami akan serahkan kepada penegak hukum," ucapnya.