Esposin, DENPASAR -- Gubernur Bali, Mangku Pastika, mengimbau peserta pemilihan umum 2014 di Bali melakukan kampanye secara damai dan santun agar tidak menimbulkan gejolak keamanan di Pulau Dewata.
"Saya harapkan jangan berkampanye ugal-ugalan, sudah tidak zamannya gagah-gagahan. Saya sendiri sebagai pemilih kesal kalau melihat yang ugal-ugalan seperti itu,"ujarnya dalam pidato Pembukaan Kirab Karnaval Pemilu 2014 di Lapangan Renon, Denpasar, Sabtu (15/3/2014).
Menurut dia, Bali adalah pulau yang menjunjung tinggi asas demokrasi dan selalu menggemakan semangat kedamaian di dunia. Jadi, jangan sampai ada kerusuhan atau keributan dalam proses kampanye para calon anggota legislatif tahun ini. Sebaliknya, putra terbaik Bali harus menunjukkan sikap penuh etika.
Jika melakukan cara-cara yang tidak lazim dalam berkampanye, sambung dia, masyarakat akan tahu dan tidak akan memilih caleg yang bertolak belakang dengan hati rakyat. Masa kampanye ini dianggap momentum paling intensif untuk merebut hati rakyat dengan santun.
Kepala daerah yang juga anggota Dewan Pembina Partai Demokrat itu bahkan menyarankan para caleg meniru gaya pemimpin yang melakukan "blusukan" agar disukai rakyat. "Tiru yang blusukan, baik hati, itu yang disukai rakyat,"ungkapnya.
Seperti diketahui, istilah "blusukan" muncul ketika Gubernur DKI Jakarta yang juga anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo seringkali menyambangi masyarakat untuk mengetahui perkembangan kinerja pemerintahannya. Sejak saat itu, pria yang akrab disapa Jokowi tersebut terus mendapat simpati dari sejumlah kalangan hingga puncaknya diusung menjadi calon presiden 2014.