Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud, Joko Sutrisno, mengatakan tahun ini pihaknya akan menambah 10 sekolah sebagai tempat perakitan mobil. Bebeberapa di antara sekolah itu berada di wilayah Jateng. Pihaknya optimistis peluang kerja bagi murid-murid SMK juga makin terbuka, dengan adanya 33 sekolah yang memiliki keahlian merakit mobil.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Joko mengungkapkan pelatihan ini merupakan lanjutan program perakitan mobil yang dimulai pada 2009 lalu. Saat itu, sedikitnya 23 SMK telah memiliki keterampilan merakit mobil seperti jenis pikap, sport utility vehicle (SUV) dan double cabin. “Banyak sekolah yang mengajukan diri untuk menjadi perakit mobil, tapi kami perlu meninjau kemampuan mereka,” jelas dia akhir pekan lalu.
Dia mengatakan 10 sekolah itu di antaranya SMKN 1 Cilegon, SMKN 5 Padang, SMKN 2 Manado, SMKN 1 Wonogiri, SMKN 1 Jember dan SMKN 1 Tengaran, Kabupaten Semarang. Menurutnya, untuk menunjang program tersebut pihaknya membagikan mesin Computer Numeric Control (CNC) Milling dan CNC Bubut kepada 32 SMK yang berada di Jateng.
Joko mengungkapkan jalinan kerja sama ini merupakan implementasi public private partnership di mana pemerintah dan masyarakat berkolaborasi. “Biarkan program ini merakyat dan bisa dikelola UKM di berbagai wilayah,” jelas dia.
Lebih lanjut mengenai pengelolaan mesin CNC Milling dan Bubut, Wakil Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Dunia Industri, Heru Raharjo, mengungkapkan kedua mesin itu merupakan rakitan murid SMK Warga Solo, sehingga jika ada kerusakan, pihaknya siap memberikan pendampingan dan pelatihan.
Menurutnya, dengan membeli komponen rakitan ini pemerintah bisa berhemat puluhan juta rupiah dibandingkan membeli barang jadi. “Sebagai gambaran, harga mesin CNC Milling di pasaran harganya Rp350 juta, sementara jika dirakit sendiri harganya Rp270 juta,” jelas dia.
JIBI/SOLOPOS/Dina Ananti Sawitri Setyani