Tangerang--Departemen Perdagangan (Depdag) menegaskan tidak akan melakukan operasi pasar ataupun bentuk intervensi lainnya dalam menekan harga gula yang saat ini semakin menggila.
Pemerintah hanya fokus melakukan pasar murah yang salah satunya menjual gula murah, dengan sasaran meringankan beban kelompok masyarakat yang membutuhkan di bulan puasa lebaran kali ini.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
"Untuk di luar pasar murah tidak ada intervensi untuk menurunkan harga (gula)," kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Subagyo di sela-sela acara peresmian forum komunikasi pelaku pasar dan sela sidak Menteri Perdagangan di pasar moderen Sinpansa di Gading Serpong, Kamis (27/8).
Dikatakannya alasan tidak dilakukan intervensi langsung ini karena pemerintah tidak memiliki stok gula yang mencukupi untuk lakukan intervensi.
"Untuk gula pemerintah tidak menguasai stok," katanya.
Mengenai pasar murah ini, pihaknya telah bekerjasama dengan pemda dan dinas terkait, dimana khusus untuk gula dalam pasar murah, stoknya akan disediakan produsen gula dengan harga di bawah pasar.
"Didukung oleh produsen gula kelompok paguyuban pedagang gula dan asosiasi akan komitmen mereka mau ikut berpartisipasi dengan pasar murah," katanya.
Di tempat terpisah Asosiasi Pedagang Gula dan Terigu (Apegti) Natsir Mansyur mengatakan bahwa soal upaya menanggulangi harga gula yang saat ini, dikatakannya sudah terlambat. Pemerintah mau tidak mau harus berada dalam posisi pasrah saja.
Ia mengatakan hasil lelang gula beberapa hari lalu telah menunjukan angka di level Rp 8.350 per kg, atau naik tajam dari hasil-hasil lelang sebelumnya di angka Rp 7.300 per kg. Artinya diperkirakan harga gula di tingkat konsumen berpeluang tembus ke angka Rp 11.000 per kg bahkan di beberapa tempat telah tembus Rp 10.000 per kg.
dtc/fid