Esposin, JAKARTA -- Kementerian ESDM dan Kemendikbud Ristek meluncurkan program pendidikan dan magang bagi para mahasiswa yang ingin berkontribusi pada penyediaan energi terbarukan. Namanya program Gerilya, kependekan dari Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya
Menurut Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, dalam program ini mahasiswa akan mendapat 20 SKS (satuan kredit semester) materi selama 6 bulan. Rinciannya 3 bulan pembekalan hingga 3 bulan pengalaman di lapangan.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
"Dengan pembekalan dan pengalaman yang didapat mahasiswa dalam program Gerilya akan menjadi bagian transisi pemanfaatan energi bersih serta secara konkret berperan aktif dalam aktivitas PLTS Atap di Indonesia sebagai bagian pembangunan EBT," ujarnya
Baca Juga: Sampai di Abu Dhabi, 2 Mahasiswa UIN Surakarta Siap Taklukkan Gunung Tertinggi Turki
Syaratnya, mahasiswa S1 dan D3, mahasiswa semester 5, memiliki IPK terakhir 2,75, kemudian pernah memiliki pengalaman organisasi di lingkungan kampus atau luar kampus.
Selain itu, memiliki kemampuan kerja sama dan komunikasi yang baik dalam bahasa Indonesia. Berkomitmen mendedikasi waktu secara penuh untuk mengikuti program Gerilya selama 6 bulan. Bersedia mengikuti Team-base Project berdasarkan penempatan, dan terakhir tidak terikat program sejenis di institusi atau lembaga lain.
Dosen Bisa Jadi Mentor
"Saya mengajak para mahasiswa secara aktif ikut dalam program Gerilya dalam sebagai proses pemberdayaan untuk berpartisipasi untuk energi bersih dan melestarikan lingkungan. Saya juga mengajak para praktisi dosen, narasumber ahli, untuk ikut jadi pengajar dan mentor," kata Arifin dalam Launching Program Gerilya, secara virtual, Jumat (13/8/2021).
Arifin optimis RI bisa memenuhi target penurunan emisi gas rumah kaca dan EBT. Karena, menurutnya RI memiliki potensi besar dalam pemanfaatan EBT yang disebut lebih dari 450 gigawatt, tenaga surya lebih dari 200 gigawatt, disusul tenaga air, bio energi, panas bumi, hingga samudra.
Baca Juga: Sebut Mahasiswa Kritis Bukan Musuh Pemerintah, Mahfud MD: Mewakili Hati Nurani Saya Juga
"Tetapi saat ini pemanfaatan EBT baru 2,5% dari total potensi. Ini yang harus kita kejar pemanfaatannya. Dari berbagai potensi EBT tersebut pembangkit listrik tenaga surya akan lebih mendominasi mengingat potensinya sangat besar dan harganya semakin kompetitif," jelasnya.