SOLO - Pelaku kekerasan terhadap anak di lingkungan keluarga 80 persen dilakukan oleh para ibu. Hal ini karena tidak terlepas dari paradigma urusan anak adalah urusan ibu.
“Dari data yang saya peroleh 80 persen kekerasan terhadap anak di keluarga dilakukan ibu, sisanya oleh ayah,” terang Kak Seto saat jumpa pers sebelum berbicara di seminar, Kiat Memotivasi Anak Senang Belajar, yang diselenggarakan Permata Media Communication di Paragon Mall Solo, Sabtu (29/9/2012).
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Peran ayah, lanjut Kak Seto, selama ini hanya cari uang. Sedang urusan anak jadi urusan ibu termasuk ketika sang anak belajar. Akibatnya ada pemaksaan sang anak harus rangking satu atau harus berprestasi. “Paradigma ini harus diubah, ayah harus profesional dan ikut berperan dalam mendidik anak. Urusan anak tidak lagi jadi urusan ibu tapi juga ayah,” ujarnya.
Menurut Kak Seto, orangtua juga harus sehat dalam mendidik anak. Baik sehat jiwa, sehat hati, rohani, dan sehat pengetahuan. Sehingga bisa optimal dalam memotivasi anak untuk belajar. “Karena jika ibu stres bisa emosi ketika anak yang dipaksa belajar menolak melakukannya,” tutur Kak Seto.
Suasana penuh kasih sayang, tambah Kak Seto, dan mau menerima anak sebagaimana adanya, menghargai potensi anak baik secara kognitif, efektif maupun prikomotorik merupakan jawaban bagi tumbuhnya generasi unggul di masa datang. “Kalau proses belajar penuh cinta, anak akan senang untuk belajar,” pungkas Kak Seto.