SOLO -- Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Solo memastikan setiap hari akan ada stasiun pengisian pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang mengalami kekosongan stok solar akibat pembatasan kuota solar subsidi.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Ketua Hiswana Migas Soloraya, Suwardi Hartono Putro, menyampaikan sejumlah SPBU yang mengalami kekosongan stok pada Rabu (20/3/2013), kemungkinan besar sudah kembali mendapat pasokan pada Kamis (21/3/2013). Tapi, tidak menutup kemungkinan akan ada SPBU lain yang berganti mengalami kekosongan. Karena, jatah masing-masing SPBU saat ini adalah 4,5 ton per hari. Atau, pengiriman 8 ton untuk dua hari dan 16 ton untuk tiga hari. Untuk menghindari kekosongan secara bersama-sama, maka pengiriman solar antara satu SPBU dengan SPBU lain di sekitarnya dilakukan secara bergantian pada hari yang berbeda.
“Kalau model pembatasannya demikian, maka setiap hari akan ada SPBU yang kosong. Kami selaku operator menginginkan solar itu tetap tersedia, mahal sedikit tidak masalah ,” kata Suwardi, kepada Esposin, Kamis.
Pihaknya mengusulkan harga solar subsidi yang saat ini dijual Rp4.500 per liter, bisa naik misalnya menjadi Rp6.000 per liter atau Rp7.000 per liter, asal barang tetap tersedia dan pasokan lancar. “Harga murah kalau pasokan tidak lancar ya percuma. Naikkan saja harga solar subsidi kalau subsidi ndak mau membengkak.”
Jika diperbolehkan, Suwardi juga berharap masing-masing pemerintah daerah (Pemda) meminta tambahan alokasi solar subsidi untuk tahun ini. “Yang punya kewenangan minta tambahan alokasi kan pemerintah. Kami ya harapannya demikian.”
Pengetatan penyaluran solar subsidi ini, menurut Suwardi semestinya diikuti solusi riil agar masyarakat tidak kesulitan mendapatkan solar. Karena kondisinya, lanjut Suwardi, saat ini ketersediaan solar nonsubsidi masih sangat minim. Di Soloraya saja hanya ada tujuh SPBU yang dijatah menjual solar nonsubsidi yang harganya mencapai Rp10.600 per liter.
Saat ini pihaknya terus memantau SPBU mana saja SPBU yang mengalami kekosongan. Dia mengatakan, di setiap kabupatan/kota rata-rata punya 20 SPBU. Total di Soloraya ada 130 SPBU.