Esposin, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, menyatakan telah melakukan penghitungan ulang dengan Pemkot Semarang terkait anggaran dana pembangunan pasar darurat Pasar Johar Semarang.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Hasilnya, anggaran pasar darurat untuk menampung pedagang korban kebakaran Pasar Johar di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) diturunkan menjadi Rp21,557 miliar. Semula Pemkot Semarang mengajukan anggaran Rp27 miliar.
”Setelah Pemerintah Provinsi [Pemprov] Jateng dan Pemkot Semarang menghitung ulang anggaran dana pembangunan pasar darurat yang semula Rp27 miliar bisa diturunkan menjadi Rp21,557 miliar,” kata Ganjar kepada wartawan di Semarang, Rabu (13/5/2015).
Penurunan anggaran ini, menurut Ganjar, setelah pembangunan luas kios pasar darurat bagi pedagang yang semula diusulkan oleh Pemkot Semarang 2 meter x 3 meter, disempitkan menjadi 2 meter x 2 meter.
Alasan penurunan itu mengacu pada ukuran kios pasar darurat Pasar Klewer Solo 2 meter x 2 meter.
”Adanya penurunan luas kios ini sehingga anggaran bisa ditekan menjadi Rp21,557 miliar,” tandas Ganjar.
Meski terjadi penurunan anggaran, sambung orang nomor satu di Jateng ini, bantuan Pemprov untuk pembangunan pasar darurat Pasar Johar dinaikan menjadi Rp13,557 miliar dari sebelumnya Rp9 miliar.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi sebelumnya menyatakan pembangunan kios darurat di MAJT bagi pedagang Pasar Johar akan dilakukan secepatnya dan ditargetkan tiga hari sebelum Ramadan atau bulan puasa sudah rampung.
”Kami targetkan tiga hari sebelum Ramadan pedagang Pasar Johar sudah bisa menempati kios sementara,” ungkap dia.
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) Bank Jateng, Supriy?atno menyatakan memberikan bantuan modal usaha gratis senilai Rp3 juta kepada masing-masing pedagang korban kebakaran Pasar Johar.
Sementara itu, sebagian pedagang Pasar Johar, tertama pedagang buah dan bumbu dapur sudah mulai berjualan lagi pascakebakaran pasar pada Sabtu (9/5/2015) lalu.
Mereka menggelar dagangan di pinggir jalan dengan menggunakan tempat seadanya, seperti lembaran plastik yang dihamparkan di jalanan.