news
Langganan

Pangkostrad: Penggagas Patung Soeharto dkk. Takut Neraka - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Newswire  - Espos.id News  -  Kamis, 30 September 2021 - 18:42 WIB

ESPOS.ID - KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman.(Bisnis-Istimewa)

Esposin, JAKARTA — Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman menyatakan penggagas patung tiga jenderal yang terkait dengan penumpasan PKI di Markas Kostrad takut neraka.

Menurut Dudung, itulah alasan utama sang penggagas patung yang juga mantan Pangkostrad Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution membongkar patung-patung tersebut.

Advertisement

Dudung menceritakan proses Azmyn Yusri Nasution saat meminta patung Soeharto dkk dibongkar.

Dudung mengatakan, A.Y. Nasution menemuinya pada tanggal 30 Agustus 2021.

Unek-Unek

AY Nasution memiliki unek-unek yang mengganjal.
Advertisement

Dudung mengatakan, A.Y. Nasution menemuinya pada tanggal 30 Agustus 2021.

Unek-Unek

AY Nasution memiliki unek-unek yang mengganjal.

"Pada tanggal 30 Agustus 2021, ada Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution, mantan pangkostrad ke-34, beliau datang ke tempat saya, 'jadi Pak Dudung Pangkostrad, saya mantan Pangkostrad selama saya dinas di sini sekitar satu tahun, saya ada unek-unek yang sampai saat ini mengganjal dalam hidup saya, salah satunya waktu itu saya membuat patung'," ujar Dudung menirukan pembicaraan AY Nasution padanya, Kamis (30/9/2021).

Baca Juga: Gatot Nurmantyo: Patung Sukarno di Mana-Mana, Patung Soeharto Hilang 

Advertisement

AY Nasution lantas meminta patung tersebut ia ditarik.

Selain itu ketiga patung itu juga dikatakan akan ia musnahkan di museum.

Baca Juga: Ini Dia Diorama Penumpasan PKI yang Bikin Gatot Nurmantyo Prihatin 

Advertisement

"'Menurut ajaran agama Islam membuat patung itu diharamkan, tidak boleh, oleh karena saya memohon kepada Pak Dudung', beliau tuh sampai hampir meneteskan air mata, 'saya sudah tua Pak Dudung, saya tidak mau nanti meninggal saya masuk neraka, nah yang mengganjal ini Pak Dudung. Ada patung yang saya buat yang besar-besar itu patung Pak Harto, patung Pak A.H. Nasution dan Sarwo Edhi, mohon patung itu akan saya tarik dan akan saya musnahkan di museum'," ujar Dudung.

Mendengar permintaan A.Y. Nasution, Dudung mengatakan dirinya memanggil Ir Kostrad dan Kaskostrad dan menanyakan pendapat terkait permintaan tersebut. Dudung menilai, karena patung dibuat sendiri oleh Nasution maka dirinya tidak dapat melarang dan akhirnya mengizinkan.

"Mendengar pertanyaan tersebut saya panggil staf saya, ada Irkostrad, ada Kaskostrad karena saya belum pernah melaksanakan tugas di Kostrad sehingga orang-orang lama saya hadirkan, kebetulan Mayjend Ilyas dan Mayjen Ainurahman itu adalah teman seangkatan saya dan lama di Kostrad dan pernah anak buahnya A.Y. Nasution," kata Dudung.

Inisiatif Pribadi

"Bagaimana dengan pendapatnya AY Nasution ini, memang beliau menghendaki demikian karena beliau yang membuat, saya katakan kalau yang membuat sesepuh terdahulu dan itu merupakan sejarah yang dibuat sesepuhnya terdahulu ya pasti akan saya larang," sambungnya.
Advertisement

Dudung menyebut, A.Y. Nasution membuat patung tersebut secara pribadi bukan kedinasan.

Pengambilan patung pun disebut langsung pada saat itu juga.

Dudung juga tidak mempermasalahkan bila nantinya institusi akan kembali membuat patung serupa.

 

Advertisement
Abu Nadzib - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif