Esposin, PALANGKARAYA -- Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) asal Kalimantan Tengah (Kalteng), Suparman, menyerukan program lulus kuliah tanpa skripsi sebagai bentuk kebebasan yang diberikan perguruan tinggi kepada mahasiswa untuk berekspresi.
Kebebasan itu, menurutnya, akan melatih dan mempertajam sensitivitas mahasiswa terhadap berbagai gejala lingkungan, sosial, ekonomi, politik, dan berbagai fenomena lain di tengah kehidupan masyarakat.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
"Melalui program ini mahasiswa bebas akan menulis apa yang dia rasakan, apa dia pikirkan, dan apa yang dia lihat. Kebebasan inilah yang memberikan keleluasaan bagi mahasiswa untuk mengekspresikan apa yang ia pikirkan, apa yang dilihat, dan apa dirasakan," kata Suparman di Palangka Raya, Selasa (23/5/2023).
Ia berpendapat, bentuk pertanggungjawaban secara akademik seorang mahasiswa dapat berupa karya tulis, baik artikel, esai, jurnal, laporan, dan lain sebagainya, sesuai kebijakan di perguruan tinggi masing-masing.
Dia mengatakan program lulus kuliah tanpa skripsi bukan berarti mahasiswa bebas dari menulis tugas akhir.
Menurutnya, hal itu guna menjaga marwah pendidikan tinggi tetap terjaga, hanya saja bentuknya yang berbeda.
Menurut Suparman, program lulus kuliah tanpa skripsi juga sesuai dengan program pemerintah yakni Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Dia mengatakan melalui skripsi mahasiswa akan terikat aturan yang dibuat oleh perguruan tinggi sehingga membuat mahasiswa terbelenggu oleh aturan tersebut.
"Akibatnya, mahasiswa saat menulis dan menyelesaikan tugas akhir terikat pada rutinitas dan tidak jarang terjadi pada pengulangan-pengulangan pada hal yang terjadi di masyarakat. Lebih parah lagi adalah sering terjadinya plagiat," katanya, seperti dikutip Esposin dari Antara.
Program lulus kuliah tanpa skripsi di wilayah Kalteng mulai diberlakukan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR).
Kebijakan ini baru saja dilaksanakan di universitas swasta terbesar di Kalteng tersebut.
Mahasiswa UMPR yang pertama kali menjalankan kebijakan ini adalah Anjar Sasmito, merupakan mahasiswa Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fispol) UMPR.
Anjar menyelesaikan program IISMA 2022 Scholarship Program Indonesian International Student Mobility Awarddi Centro de Lenguas Modernas de la Universided de Granada, Spanyol, selama satu semester.
Mahasiswa semester delapan ini akan menjalani sidang akhir dengan format artikel publikasi jurnal guna menggantikan penulisan dan sidang skripsi sebagai syarat penyelesaian perkuliahan.