JOGJA—Meski sejak 2012 lalu banyak hotel yang dibangun di Jogja, namun rata-rata tingkat keterisian kamar hotel selama 2012 masih tinggi.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY melaporkan rata-rata tingkat keterisian kamar mulai dari Januari hingga Desember 2012. Hotel yang berada di area ring satu yakni sekitar Malioboro, Jalan Mangkubumi dan Tugu Jogja mencapai 85%.
Sedangkan untuk ring dua yakni di area Jalan Affandi, Jalan Laksda Adisutjipto dan sekitarnya, rata-rata okupansi di 2012 mencapai 75% hingga 80%. "Jogja masih diminati sebagai tujuan wisata, pada saat peak season, terlihat sekali kita masih kekurangan kamar," ujar Ketua PHRI DIY Istijab Danunegoro, Selasa (22/1/2013).
Menurut dia, pada 2012 lalu, tak hanya wisatawan, namun kegiatan meeting, invention, convention dan exhibition (MICE) pun ikut mendorong tingginya okupansi hotel di Jogja. Bahkan tidak hanya ring satu dan dua saja yang memiliki rata-rata okupansi cukup tinggi.
Namun di ring 3 seperti misalnya Hotel Grand Quality, Hotel Jayakarta, Hotel Sahid Raya dan hotel-hotel lainnya di sekitar wilayah tersebut selama 2012 lalu, okupansi pun tergolong cukup baik yakni mencapai 70%. Sedangkan untuk ring empat seperti misalnya Kaliurang dan kawasan wisata pantai Parangtritis berada di okupansi 50%.
"2012 lalu cukup bagus karena untuk menutup operasional, paling tidak hotel harus memiliki okupansi sekitar 50 persen," katanya.