Harianjogja.com, JOGJA-Branch Manager Pertamina Area DIY dan Surakarta Fredy Anwar mengatakan untuk normalisasi bahan bakar minyak (BBM) pasca pengendalian pada 18 Agustus lalu, Pertamina DIY-Jateng menambah pasokan premium 500 kiloliter (KL) per hari untuk DIY.
"Bila sebelum pengendalian BBM pasokan premium 1500 KL perhari, maka mulai Rabu (27/8/2014) kemarin pasokan per hari menjadi 2.000 KL untuk premium. Untuk solar tidak ada tambahan," ujar Fredy saat dihubungi Harianjogja.com, Rabu.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Apabila masih terjadi antrean selama proses normalisasi, lanjut Fredy, hal itu hanya karena sebagian masyarakat belum secara menyeluruh menerima informasi perihal normalisasi pasokan tersebut. Dia berharap agar masyarakat tidak panik (panic buying) dan terus menerus mengantre di SPBU.
"Kasihan waktunya terbuang-buang karena mengantre. Kami perkirakan, kondisi seperti itu masih hanya 2-3 hari ke depan, [kemudian] akan kembali normal," ujar Fredy.
Sementara, General Manager Pertamina MOR IV Jateng-DIY, Subagjo Hari Moeljanto mengatakan, normalisasi yang dilakukan Pertamina sesuai dengan keputusan pemerintah.
"Perintah dibuka kembali sesuai dengan arahan dari pemerintah mulai Selasa (26/8/2014) malam. Untuk mengembalikan keposisi normal memang memerlukan waktu dan perlu ekstra effort," tandasnya ketika meninjau SPBU Lempuyangan Rabu (27/8/2014).
Pertamina DIY-Jateng, lanjutnya, telah melepas tambahan pasokan sebanyak 25% premium untuk wilayah DIY.
"Kami berharap, masyarakat tidak perlu khawatir terjadi kekosongan BBM. Sebab, setiap ada waktu akan selalu dikirim," tegasnya.
Pertamina MOR IV Jateng DIY mencatat penyaluran selama pengendalian sejak 18 Agustus hingga 25 Agustus, besaran premium yang disalurkan sebanyak 9.394 KL dengan penyaluran normal 10.323 KL. Sedangkan untuk solar 4.488 KL dengan penyaluran normal 5088 KL. Adapun untuk penyaluran Pertamax naik sebesar 27,2 persen, menjadi 285 KL dari sebelumnya 224,1 KL.
Untuk mewaspadai terjadinya over kuota, Subagjo menjelaskan pemerintah akan mengambil kebijakan yang tidak memberatkan Pertamina. Apabila stok yang ada tidak sampain pada akhir tahun, Pemerintah akan menjamin keberadaannya.
"Sampai saat ini kami hanya diminta menormalkan. Kalau stok BBM tidak mencukupi hingga akhir tahun, Pemerintah Pusat berkomitmen untuk tetap akan menjaga pasokan BBM,” katanya.