Semarang-- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah mendesak pemerintah daerah menggelar operasi pasar beras, menyusul kenaikan harga komoditas ini yang mencapai lima hingga 20 persen.
Wakil Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah M.Haris, di Semarang, Kamis, mengatakan, operasi pasar mendesak dilakukan mengingat kenaikan tertinggi harga justru terjadi pada beras dengan kualitas sedang.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
"Kenaikan harga beras kualitas sedang yang dikonsumsi masyarakat sebagian besar masyarakat, mencapai sekitar 20 persen," kata politikus Partai Keadilan Sejahtera ini.
Menurut dia, Perum Bulog memiliki persediaan yang cukup untuk melakukan operasi pasar, khususnya untuk menggelontorkan beras berkualitas sedang ini ke pasaran.
Selain itu, kata dia, operasi pasar ini sebagai salah satu upaya menstabilkan harga, sambil menunggu pendistribusian beras untuk masyarakat miskin yang dipercepat.
"Percepatan pembagian beras untuk masyarakat miskin juga menjadi salah satu cara untuk menstabilkan harga komoditas ini," katanya.
Namun, lanjut dia, mekanisme untuk percepatan penyaluran ini sangat tergantung pada kesungguhan masing-masing bupati/wali kota.
Ia menjelaskan, keputusan penyaluran beras untuk masyarakat miskin ini sangat tergantung pada pengajuan masing-masing kepala daerah.
Oleh karena itu, menurut dia, sambil menunggu proses percepatan pendistribusian beras untuk masyarakat miskin dilakukan, sangat penting untuk menggelar operasi pasar.
Ia menuturkan, kenaikan harga beras di berbagai daerah pada beberapa waktu terakhir ini merupakan pengaruh dari siklus musiman yang terjadi setiap tahun.
"Pada bulan-bulan ini merupakan awal musim tanam, sehingga persediaan beras hanya yang tersedia di pasaran," katanya.
Ia menilai, kondisi tersebut dipengaruhi keluarnya Instruksi Presiden Republik Indonesia tentang penetapan harga pembelian pemerintah untuk gabah dan beras pada tahun ini.
Menurut dia, pengumuman harga pembelian tersebut dinilai terlalu dini, sehingga memiliki pengaruh psikologis terhadap petani.
Pada tahun-tahun sebelum, kata dia, pengumuman harga pembelian gabah dan beras dilakukan pada rentang antara April hingga Juni, saat terjadi panen raya.
"Pengumuman harga pembelian pemerintah ini disampaikan saat persediaan beras di pasaran sedikit berkurang," tambahnya.
ant/isw