Esposin, JAKARTA — Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memastikan pemerintah tidak akan mengucurkan dana subsidi kendati Presiden Joko Widodo meminta agar tarif tes reaksi berantai (polymerase chain reaction/PCR) diturunkan menjadi Rp300.000.
"Pemerintah tidak merencanakan ada subsidi karena memang kalau kita lihat harganya, apalagi sudah diturunkan itu sudah cukup murah," kata Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers yang dilihat Esposin melalui channel YouTube Perekonomian RI di Jakarta, Selasa (26/10/2021) siang.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Budi beralasan harga PCR di Indonesia yang semula dipatok Rp900.000 per orang sudah lebih rendah 25 persen bila dibandingkan dengan harga PCR di bandara lain di dunia.
"Jadi kalau misalnya diturunkan ke Rp300.000, itu mungkin masuk yang paling murah dibandingkan dengan harga PCR airport di dunia," katanya.
Baca Juga: Colek Puan soal Harga PCR, Susi Pudjiastuti: Di India Cuma Rp96.000!
Ia mengakui India menjadi negara dengan tarif PCR termurah di dunia selain China.
Namun soal tarif PCR India dirinya berbeda dengan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang menyebut tarif PCR di India Rp96.000.
"Yang paling bawah memang India murah sekali Rp160.000. Tapi memang India membuatnya di dalam negeri kemudian ekonominya berkembang karena juga rakyatnya banyak itu bisa tercapai," katanya.
Tarif PCR yang ditentukan oleh Presiden Joko Widodo senilai Rp300.000 disebut Budi sudah yang paling murah dibanding harga tes PCR di seluruh dunia yang di bandara.
Baca Juga: Tes PCR Jadi Syarat Naik Pesawat, Puan Maharani: Bikin Rakyat Bingung
Sebelumnya, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bersuara keras terkait tingginya harga tes polymerase chain reaction (PCR) yang berlaku di Indonesia.
Padahal, menurut Susi, harga PCR di India hanya Rp96.000.
Meski pemerintah berencana menurunkannya di angka Rp300.000, menurut menteri yang identik dengan slogan "tenggelamkan" itu, harga PCR masih terlalu mahal.
"Harga PCR mau dipakai di semua moda transportasi. Bisakah harganya seperti India? Kenapa kita di Indonesia harus bayar 4xnya.. bahkan 6x.. sd 10x nya. Kenapa dihimbau turun hanya sd Rp 300.000??? India PCR cuma Rp96.000, di RI Kenapa Harganya Selangit?," tulis Susi di akun Twitternya, seperti dikutip Bisnis, Selasa (26/10/2021).
Susi mendorong Ketua DPR Puan Maharani membantu masyarakat dalam menyuarakan aspirasi tersebut.
Cukup Antigen
Menurutnya, bagi para penumpang pesawat tidak perlu tes PCR melainkan cukup antigen."Ayo Mbak Puan wakili kami masyarakat kalaupun harus PCR harganya yang benar, ... please please .. untuk penerbangan antigen cukup," terangnya. Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan bahwa pemerintah berencana menerapkan syarat wajib tes PCR untuk semua moda transportasi.
"Secara bertahap, penggunaan tes PCR akan diterapkan pada transportasi lainnya untuk mengantisipasi periode Nataru," kata Luhut dalam keterangan pers secara virtual, Selasa (26/10/2021).
Sesuai arahan Presiden Jokowi, Luhut mengatakan, harga tes PCR akan diturunkan menjadi Rp300.000 dan berlaku selama 3x24 jam. Hal itu dilakukan untuk meringankan beban masyarakat.
Baca Juga: Jadi Syarat Naik Pesawat, Jokowi Minta Harga Tes PCR Jadi Rp300.000
Politikus Partai Gerindra Fadli Zon menuding ada mafia kesehatan yang membuat harga PCR sangat mahal.
“Sebaiknya terbuka atau dibuka berapa harga dasar tes PCR. Jangan menjadikan pandemi Covid ini bisnis di atas penderitaan rakyat,” cuit Fadli Zon, Selasa (26/10/2021).
Menurutnya, penurunan harga tes PCR yang dinilai cukup drastis ini seharusnya bisa dilakukan pemerintah sejak dulu. "Pemerintah harusnya dari dulu lakukan ini karena penurunan harga PCR belakangan cukup drastis bahkan hanya dengan sekali pernyataan," ujarnya.