”Saya menyambut gembira adanya mobil Esemka yang telah berhasil dirakit. Kreativitas siswa SMK ini harus didorong terus. Perkara mau dijadikan mobil nasional (Mobnas) atau tidak, itu nanti. Bagi saya yang penting jangan dihambat terlebih dulu. Jangan dipersoalkan sisi administrasinya,” kata dia saat ditemui wartawan di Loji Gandrung.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Agung berharap ada investor yang benar-benar kredibel untuk menindaklanjuti pengembangan mobil Kiat Esemka. Sehingga nantinya bukan hanya mobil rakitan, melainkan ada produk-produk kreatif lain dari para siswa SMK. Dia melanjutkan perlu kepeloporan pemimpin untuk lebih menggaungkan Kiat Esemka supaya semakin diterima di Tanah Air. ”Persoalan nanti pemerintah mau beli atau tidak itu perkara nanti. Sekarang harus ada kepeloporan, seperti yang dilakukan Walikota Solo, Pak Jokowi,” tandasnya.
Dalam kesempatan itu Agung berkesempatan melihat Kiat Esemka Rajawali yang digunakan sebagai mobil dinas (mobdin) Jokowi dan Wawali, FX Hadi Rudyatmo di halaman Loji Gandrung. Agung ditemani Sekjen PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo, Jokowi, Rudy dan segenap jajaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Kota Solo. Bukan hanya melihat, Agung bersama Tjahjo juga mencoba performa Kiat Esemka bernopol AD 1 A yang dikendarai langsung oleh Wawali. ”Ini (Kiat Esemka) bukan kendaraan politik lho ya,” canda Agung sebelum berangkat.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Sekjen Pimpinan Pusat Kolektif Kosgoro 1957, Leo Nababan, berencana memborong 40 unit mobil Kiat Esemka karya siswa SMK di Solo. Sebanyak 33 mobil di antaranya akan dikirim kepada pimpinan daerah tingkat I Kosgoro di Tanah Air sebagai kendaraan operasional. Sedangkan tujuh unit mobil sisanya akan digunakan untuk operasional di jajaran pimpinan pusat.
”Kami selaku Ormas mendukung hasil karya siswa SMK. Kami beli 40 unit mobil Esemka secara cash dari dana gotong-royong,” terang dia.
JIBI/SOLOPOS/Kurniawan