Jakarta (Esposin)--Pemerintah tidak akan menaikkan harga Bahan Bakar Bersubsidi (BBM) alias premium meski harga minyak dunia terus melonjak. Untuk menekan subsidi, pemerintah tetap andalkan program pembatasan premium.
"Tidak (menaikkan harga). Kita pelajari dulu pola efisiensi yang bisa dilakukan. Kita uji coba dulu di Jabodetabek apakah efisien," kata Menteri Keuangan Agus Martowardojo di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Rabu (23/2).
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Ia mengatakan, rencana pembatasan BBM bersubsidi itu juga masih jalan. Pemerintah belum berniat menundanya walaupun kini rentang harga premium dan pertamax semakin jauh sehingga bisa memberatkan masyarakat.
Saat ini, pemerintah sedang mengkaji lebih dalam rencana pembatasan premium itu yang pada akhirnya nanti disampaikan ke DPR untuk dibahas bersama.
"Kalau dari kajian itu terlihat pembatasan BBM kurang efektif atau kurang bermanfaat dibandingkan adanya penyesuaian mungkin saja ada penundaan, tapi yang penting efektif," imbuhnya.
Jika memang pada akhirnya rencana pembatasan premium ini harus ditunda, maka pemerintah sudah punya opsi-opsi lain yang bisa diterapkan. Namun tetap, tidak ada rencana menaikkan harga BBM di opsi-opsi tersebut.
"Kita (pemerintah) sudah bikin simulasi, memang ada aksi alternatif yang lain. Kita harapkan harga minyak yang masih naik-turun ini bisa tidak terus di atas, tapi kembali normal ke US$ 80 per barel," ujarnya.
dtc/tiw