Jakarta--Menteri Keuangan sekaligus Menko Pereknomian Sri Mulyani meminta peningkatan permintaan akan uang pecahan Rp 2.000 yang baru saja diterbitkan BI diwaspadai. Kenaikan permintaan dikhawatirkan memicu inflasi.
"Kalau masyarakat mengalami kesulitan untuk mencari uang pecahan nominal yang lebih kecil dari Rp 2.000, kemudian akan menciptakan mekanisme bahwa harga-harga pada unit kecil disesuaikan. Ini mungkin yang perlu diwaspadai," ujarnya di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu (16/9).
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Kewaspadaan itu dimaksudkan karena dengan adanya uang Rp 2.000, maka harga-harga yang lebih rendah akan melakukan penyesuaian menjadi Rp 2.000 karena sulitnya uang kecil.
"Pertama yang harus diwaspadai adalah ekspektasi inflasi. Sampai hari ini mungkin belum, tapi kalau ada optimisme terhadap pemulihan ekonomi, itu biasanya diikuti dengan pergerakan harga. Jadi ekspektasi inflasinya juga sudah mulai meningkat," tuturnya.
Lalu hal kedua yang perlu diwaspadai adalah, pencetakan uang di seluruh dunia saat ini meningkat sangat tinggi sehingga akan memicu terjadi inflasi global yang tinggi dan memiliki kecenderungan akan terus naik. "Dua hal ini yg perlu kita waspadai," tandasnya.
Uang kertas pecahan Rp 2.000 memang menjadi perburuan masyarakat menjelang lebaran saat ini. BI mencetak 900 juta lembar uang kertas pecahan Rp 2.000 atau senilai Rp 1,8 triliun. dtc/fid