Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Jakarta (Esposin)--Menteri Pendidikan Nasional M Nuh mengatakan setiap orang pasti pernah menghadapi tantangan dalam hidupnya yang membikin stres. Jadi bila para siswa stres menghadapi Ujian Nasional (UN), menurutnya itu adalah hal yang wajar.
"Semua orang itu kalau diuji, ya, stres. Nggak usah anak SMP-SMA. Saya sendiri diuji Presiden, itu stres. Ya, semuanya stres," kata Menteri Pendidikan Nasional M Nuh saat ditemui wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (26/4/2011).
"Jangankan diuji, menyiapkan laporan yang belum selesai, itu juga stres. Macet stres," imbuh mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Surabaya, ini.
Nuh menerangkan stres adalah sesuatu yang biasa. Tidak ada cara untuk menghindari stres. Yang ada adalah latihan untuk mengatur potensi psikologis itu supaya tahan terhadap kondisi yang sedang dihadapi.
"Saya sering mengistilahkan, latihan mengelola stres itu seperti latihan renang. Bisa kita ajari teorinya tapi nggak pernah nyemplung, itu nggak akan pernah bisa renang. Kita ajari terorinya, terus cemplungkan, barulah dia bisa berenang," imbuh dia.
Menurut mantan Menkominfo ini, bila dahulu siswa dikatakan stres karena pelajaran selama 3 tahun di bangku sekolah diabaikan saat UN, sekarang kondisi itu seharusnya sudah berbeda.
Terlebih, tambah dia, sekarang ini nilai rapor sudah diakomodasikan ke dalam nilai UN sebesar 40 persen.
"Sampeyan tanya kenapa nggak 60 atau 70 pasti, kan? 40 Itu saya sudah sampling nilai rapor itu sekitar 7-8, baik (sekolah) akreditasi A, B, atau C, ya, di sekitar itu. Kita akomodasi sebagai penghargaan prestasi selama di sekolah, " cetus Mendiknas.
(Detikcom/nad)