Esposin, SOLO -- Keseharian keluarga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim jarang tersorot kamera. Walaupun tugasnya sebagai Mendikbud berat, Nadiem Makarim tetap menyempatkan waktunya untuk keluarga.
Menjabat sebagai Mendikbud, Nadiem Makarim tak melulu berurusan dengan pekerjaan melainkan juga keluarga. Bagi lelaki berumur 35 tahun ini, keluarga merupakan tugas utama dalam kehidupannya. Terutama berhubungan dengan putri semata wayangnya, Solara Franklin Makarim.
Pengakuan Sang Ibu: Anjanii Bee Anggota Geng Motor
Sebagai menteri termuda di Kabinet Indonesia Maju (KIM), membuat kehidupan Nadiem Makarim berbeda dibanding menteri lainnya. Hal tersebut dibenarkan oleh lulusan Harvard University ini.Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
"Beda banget pola hidupnya [dengan menteri lainnya], sama Wishnutama karena masih muda. Tugas utama keluarga saya dulu. Mau bantuin anak-anak seluruh negara, tapi [masak] anak sendiri enggak diurusin," ujar Nadiem di video berjudul Nadiem Makarim Ujian Nasional Itu Diskriminasi yang tayang di kanal Youtube Deddy Corbuzier, Jumat (6/3/2020).
Bangga! Jihane Almira Wakil Jateng Sabet Juara 3 Puteri Indonesia 2020
Seusai seharian bekerja sebagai Mendikbud, Nadiem Makarim pasti akan meluangkan waktu untuk bermain dengan putrinya. Bahkan, ia mempunyai kewajiban untuk menidurkan Solara Franklin Makarim dengan cara dibacakan dongeng."Saya disiplin main dulu sama anak. Balik [kerja] jam 18.30 - 19.00 WIB. Tidurin anak jam 20.00 WIB. [habis itu] terus kerja lagi dan sering meeting. [pokoknya] harus tidurin dulu," lanjut Nadiem.
Peran Ayah untuk Masa Depan Anak
Maka dari itu, ia menjelaskan fungsi ayah dalam mendidik anak sungguh sangat besar. Karena akan membuat seorang anak merasakan kasih sayang dari dua belah pihak, ibu dan ayah. Selain itu, ketika dewasa anak akan lebih percaya diri.Tak Hafal Pancasila, Ini Penjelasan Finalis Puteri Indonesia 2020 Kalista Iskandar
"Menurut saya, ayah wajib berpartisipasi membesarkan anak-anaknya. Dibacain dongeng, bacain buku cerita setiap hari. Satu jam saja itu dampaknya besar bagi anak. Itu jauh lebih besar [dampaknya] dibanding pendapatan. Kalau sudah di ekonomi menengah ke atas, waktu itu lebih jauh lebih penting dibanding beliin mainan," pungkas mantan CEO Gojek ini.