by Redaksi - Espos.id News - Rabu, 30 Juni 2021 - 12:53 WIB
Esposin, JAKARTA--Presiden kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri menilai kaum perempuan masih banyak yang kurang berani atau bahkan menganggap politik sebagai hal yang tabu.
Padahal, menurutnya, perempuan Indonesia memiliki berbagai potensi ketika masuk ke dunia politik untuk membangun bangsa.
"Politik itu, apalagi kaum perempuannya, suka merasa tabu berpolitik, padahal saya bilang, kalau berbicara harga cabai, itu berpolitik, Politik itu sebetulnya gampangnya pertanyaan, why. Why begini why begitu, maunya begini maunya begitu, that is politic. Gampang saja, enggak usah pakai ilmu-ilmu dulu, itu bahasa rakyat saya," kata Megawati dalam diskusi milenial bertema Indonesia Muda Membaca Bung Karno yang diselenggarakan Megawati Institute, Selasa (29/6/2021) seperti dikutip suara.com.
"Contoh saya, seorang perempuan bisa menjadi presiden, wakil presiden, tiga kali DPR, ketua umum partai sampai sekarang, apalagi sekarang dong? Kalian pun bisa, semuanya bisa, itu tolong didengarkan, jangan takut kaum perempuan!" tegasnya.
"Contoh saya, seorang perempuan bisa menjadi presiden, wakil presiden, tiga kali DPR, ketua umum partai sampai sekarang, apalagi sekarang dong? Kalian pun bisa, semuanya bisa, itu tolong didengarkan, jangan takut kaum perempuan!" tegasnya.
Baca juga: Kala Prabowo Berburu Suara Milenial
Dia juga menyoroti maraknya kasus kekerasan dalam rumah tangga yang membuktikan bahwa kaum perempuan masih dianggap rendah oleh kaum laki-laki.
Mega menyebut hal-hal seperti inilah yang membuat kaum perempuan tidak berani melawan dan semakin direndahkan. "Meskipun umur saya sudah segitu, fighting spirit saya never die, jadi kaum perempuan, aduh. Kadang-kadang kita sendiri membuat kaum perempuan jadi terhina, kok mau ya ditampar sama suami, kalau saya sih gak mau," kata Mega.
Baca juga: Pemilih Muda Memilih Capres Siapa? Ganjar Pranowo
Putri Presiden pertama RI Sukarno itu mengajak anak-anak muda Indonesia untuk memiliki semangat berjuang agar Indonesia menjadi negara yang besar.
"Satu yang harus diingat oleh anak muda siapa pun dia, harus punya fighting spirit, tanpa fighting spirit kita tidak akan menjadi bangsa yang besar," kata Megawati.
Upaya mendekat ke milenial sebelumnya juga dilakukan Partai Gerindra. Partai Gerindra merekrut kalangan muda untuk masuk ke organisasi sayap Partai Gerindra, Tunas Indonesia Raya (Tidar).
"Berkomitmen penuh bagian yang paling penting untuk Partai Gerindra," ungkapnya dalam pembekalan pelatihan Tunas III Tidar, beberapa waktu lalu.
Dua nama yang santer bakal terjun dalam Pilpres 2024, Prabowo Subianto dan Puan Maharani memang kalah dalam survei yang berkaitan dengan generasi muda. Keduanya tidak disukai.
Generasi milenial lebih suka jika Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang menjadi calon presiden. Survei yang dilakukan Center for Political Communication Studies (CPCS) menyebut pemilih milenial dan gen Z dikuasai Ganjar Pranowo dengan angka 17,7 persen.
Ridwan Kamil yang juga aktif bermedsos menempel dengan 16 persen responden.
”Capres yang paling diunggulkan oleh pemilih milenial dan gen Z bukan figur Prabowo yang biasanya paling difavoritkan secara umum tetapi lebih condong kepada Ganjar dan Ridwan Kamil,” kata Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta SK dalam siaran persnya, di Jakarta, Selasa (15/6/2021).
Posisi keempat ditempati Anies Baswedan (7,6 persen), lalu Agus Harimurti Yudhoyono (7,3 persen), Erick Thohir enam persen dan Sandiaga Uno 5,8 persen. Menariknya, Puan Maharani yang digadang-gadang bakal berpasangan dengan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024 ternyata hanya dipilih oleh 1,2 persen responden dan berada di posisi 11.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, juga disebut unggul dalam pemilihan calon presiden berdasarkan hasil survei lembaga Saiful Mujani Reseach and Consulting (SMRC) pada “Efek Tahu: 7 Calon”.
Survei yang mengevaluasi kondisi ekonomi, politik, dan keamanan Indonesia di masa pandemi ini menyebutkan nama Ganjar Pranowo unggul 20,8 persen di atas Anies Baswedan (15,7%), Prabowo Subianto (4,2%), Ridwan Kamil (7,9%), Sandiaga Uno (7,2%), Agus Harimurti Yudhoyono (2,9%), serta Puan Maharani (1,6%).