Solo (Esposin) - Masa tinggal wisatawan di Solo saat ini makin lama namun masih di bawah Jogja dan Bali.
Menurut anggota Badan Promosi Pariwisata Indonesia Solo (BPPIS), Bambang Ary, Selasa (18/10/2011), saat ini masa tinggal wisatawan di Solo mencapai dua hari, sementara sebelumnya masa tinggal itu rata-rata hanya 1,5 hari. Meski ada kenaikan, masa tinggal wisatawan di Solo ini masih lebih rendah daripada Yogyakarta dan Bali, yang masing-masing berada di kisaran 2 hari dan 3,5-4 hari.
Bambang menjelaskan, angka masa tinggal penting diketahui terutama bagi kalangan pariwisata, sebab angka ini menjadi salah satu indikator keberhasilan upaya pemerintah dan pelaku usaha di bidang pariwisata juga masyarakat untuk menciptakan kota yang nyaman bagi wisatawan. Dengan masa tinggal makin lama, berarti makin banyak uang yang dihabiskan wisatawan di Solo. Hal ini selanjutnya tidak hanya berimbas pada hotel, melainkan juga objek wisata, pusat belanja, pusat kuliner, serta penyedia jasa transportasi di Solo.
Biasanya, uangkap Bambang, angka masa tinggal dihitung sepanjang tahun, dari Januari-Oktober. “Pada November biasanya kita mulai hitung dengan dasar kunjungan wisatawan, baik wisatawan yang datang ke objek wisata maupun wisatawan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition-red). Tapi secara kasar, kami sudah melihat ada peningkatan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo, Budi Sartono, saat dihubungi terpisah, mengaku tidak dapat menduga angka masa tinggal wisatawan di Solo. Pihak Disbudpar sendiri hanya menghitung jumlah kunjungan wisatawan. Akan tetapi, Budi melihat semakin banyak agenda wisata maupun MICE di Solo, berpotensi mendongkrak masa tinggal atau long stay.
Angka long stay yang bergerak naik, sambung Budi, dapat pula diartikan Solo mulai menjadi pilihan wisatawan untuk menetap selama agenda MICE di Solo maupun Jogja. Sebelum beberapa tahun terakhir, dia melihat kecenderungan wisatawan datang ke Solo hanya untuk melihat salah satu objek wisata, lantas kembali ke Yogyakarta untuk bermalam. Namun, kondisi saat ini berbeda. “Banyak wisatawan yang dolan ke Jogja, tapi menginap di Solo. Ini berimbas positif terhadap kondisi ekonomi Solo,” ujar dia.
tsa