Esposin, SOLO -- Hotel Asia Solo yang beralamat di Jalan Monginsidi No.1, Tegalharjo, Jebres, Solo, berhasil naik kelas dari hotel bintang tiga menjadi hotel bintang empat di Kota Bengawan dan meningkatkan revenue mencapai 300% dalam waktu kurang dari setahun.
Ekspansi ke Jogja, Bali dan Semarang menjadi langkah selanjutnya bagi pihak operator yakni Putra Asia Group pascahotel legendaris di Solo tersebut berhasil naik bintang menjadi hotel bintang empat.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
General Manager Corporate Putra Asia Group, Purwanto Yudhonagoro, mengatakan ekspansi saat ini sudah dalam tahap perizinan.
"Ketiga lokasi itu kami anggap masih menjanjikan dan bisa terus menguntungkan untuk mendirikan hotel baru," papar Purwanto saat dihubungi Esposin via telepon, Kamis (11/5/2023).
Purwanto mengatakan Hotel Asia Solo sebelumnya telah dipegang tujuh manajemen yang berbeda sebelum akhirnya berhasil naik kelas saat dia kelola.
Salah satu operator yang sempat mengelola hotel tersebut adalah Orange Operator hingga sempat merubah nama hotel menjadi Hotel Orange.
Pergantian nama dan manajemen dari Hotel Asia Solo menjadi Hotel Orange itu tidak berlangsung lama, yakni hanya pada tahun 2013 dan berjalan tiga bulan saja. Setelah itu kembali menjadi Hotel Asia Solo.
Dia mengatakan diperlukan waktu berbenah selama tujuh bulan agar Asia Hotel Solo bisa naik bintang menjadi hotel bintang empat lagi. Sertifikasi bintang empat yang dimiliki Hotel Asia Solo saat ini datang dari lembaga sertifikasi hotel nomor satu di Indonesia.
Menurut Purwanto, keberhasilan timnya menaikkan bintang Hotel Asia Solo adalah hasil dari kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, dan kerja tuntas.
Dia juga menuturkan hotel perlu memiliki sertifikasi sesuai aturan undang-undang agar mampu tumbuh secara berkualitas dan menghasilkan keuntungan bagi operator maupun pemiliknya.
Hotel Asia Solo termasuk salah satu hotel milik Putra Asia Group. Hotel lain milik rantai usaha ini adalah Hotel Bintang Solo, Hotel Grand Bintang Tawangmangu, dan Hotel Bintang Tawangmangu.
Sementara, Asia Hotel Solo saat ini mengoperasikan 160 kamar.Naik Kelas
Sebelumnya, kepada Esposin, Purwanto, Rabu (10/5/2023), mengatakan kenaikan bintang Hotel Asia Solo tidak sekadar re-branding. Tetapi perlu banyak energi dan usaha untuk memusatkan fokus membangun budaya hospitality industry yang terjamin dan berkualitas."Hotel itu ada dua produk, tangible dan intangible. Bersamaan dengan itu hotel hidup dari art dan calculation. Di sini, produk tangible dapat masyarakat lihat yaitu gedung, penataan, dekorasi, yang harus sesuai dengan art serta estetika tadi. Kemudian untuk produk intangible berkaitan dengan SDM dan service pelayanan yang hanya dapat dirasakan oleh pengunjung setelah menginap," papar Purwanto saat ditemui Esposin di Hotel Asia Solo, Rabu (10/5/2023).
Purwanto mengakui berbenah untuk produk intangible lebih sulit karena membangun hospitality industry yang berkualitas bukanlah pekerjaan yang mudah.
Namun, dia merasa hal tersebut adalah tantangan pengelolaan hotel yang bermanfaat untuk juga menyokong pariwisata Solo.
Saat ini, tantangan yang dirasakan Purwanto adalah fasilitas parkir karena diakuinya Hotel Asia Solo masih memiliki lokasi parkir yang terbatas.
Tantangan selanjutnya yakni supply-demand hotel yang perlu berkembang karena selama ini masih bersifat fluktuatif.
Menurut Purwanto, pembenahan selanjutnya perlu dilakukan secara bersama agar okupansi hotel di Soloraya selalu stabil dan pendapatan terus mengalir.
Hotel Asia Solo saat ini tengah mengejar pasar MICE terutama MICE pemerintahan. Tetapi Purwanto tidak menutup pasar individual terutama dari orang tua wisudawan dan juga wisatawan Kota Solo.
Dia optimistis dapat meraih pasar ini karena lokasi Hotel Asia Solo yang legendaris.
Humas PHRI BPC Solo, Sistho A. Sreshtho, mengucapkan selamat atas kenaikan bintang Hotel Asia Solo.
"PHRI mengucapkan selamat kepada Hotel Asia Solo, karena kami tahu sendiri naik bintang bukanlah hal yang mudah terlebih harus melampaui standar penilaian tertentu. Tentunya kami juga bangga atas hal ini," papar Sistho saat dihubungi Esposin, Senin (8/5/2023).
Sistho mengatakan bertambahnya hotel bintang empat di Solo menjadi salah satu barometer pertumbuhan ekonomi Kota Solo, karena ada studi dan perhitungan yang sudah dilakukan oleh operator hotel sehingga investor berkenan memberikan investasi yang cukup besar.