Ketua Dagelan Citromitro Solo, Tri Harjono, mengatakan sebagai seniman lawas yang puluhan tahun bergelut di seni tradisi, Tri, bakal terus berkarya demi perjuangan Mamiek.
Selama ini ia menilai Mamiek selalu mendukung kelompok dagelannya agar terus eksis. Dukungan moral maupun materiil selalu diberikan kepadanya dan rekan-rekan seniman lokal di Kota Bengawan.
Di tengah persaingan dengan hiburan modern yang kian berkembang, Mamiek, selalu berpesan agar seniman lokal tak boleh patah arang. Selalu ada jalan untuk bisa mengembangkan kesenian tradisi tersebut.
“Meski telah kehilangan tokoh ulung, kami akan istikhomah melanjutkan dagelan tradisional,” katanya.
Tri yang ikut melayat di Ngawi mengatakan jenazah dimakamkan sekitar Pukul 13.00 WIB di Tempat Permakaman Umum (TPU) Sidowayah, Desa Jenggrik, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi, Jawa Timur.
Hadir dalam permakaman tersebut sejumlah rekan sejawat almarhum seperti Tarzan, Gugun, Nunung, Cak Lontong dan Akbar. Tiga istri almarhum dan kelima anaknya juga turut hadir. Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo bertindak sebagai pemimpin upacara sebelum jenazah dikuburkan.
Diberitakan sebelumnya, Mamiek, meninggal dunia pada usia ke 53 di RS Brayat Minulya, Minggu, sekitar Pukul 14.35 WIB. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari sejumlah kerabat dekat almarhum menderita penyakit liver.
Pelawak senior yang juga anggota Srimulat ini meninggalkan lima orang anak dan tiga isteri yang tinggal di tiga kota berbeda.