Salatiga (Espos)--Sekitar 30-an mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Salatiga bersama Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), Senin (8/3) melakukan unjuk rasa menyikapi aksi anarkis yang dilakukan aparat terhadap atribut dan sekretariat HMI Makassar.
Dalam tuntutannya, para mahasiswa meminta agar Kapolri mencopot Irjen Pol Adang Rochjana dari jabatannya sebagai Kapolda Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar).
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Unjuk rasa diawali di kampus STAIN Salatiga sekitar pukul 10.00 WIB. Aparat dari Polres Salatiga mengawal ketat jalannya aksi yang mengambil rute kampus STAIN, Bundaran Tamansari, Pemkot dan Polres Salatiga.
Para aktivis HMI dan LMND yang melakukan longmarch sambil membawa keranda, spanduk dan atribut organisasi dikawal oleh satu unit mobil Patwal.
Ketua Umum HMI Salatiga, Wahyu Budi Utomo, mengungkapkan saat ini terlihat adanya upaya-upaya untuk melemahkan gerakan mahasiswa dengan adanya insiden yang menimpa mahasiswa di Makasar.
Ia menegaskan upaya-upaya represif dari oknum-oknum aparat tidak akan membuat para mahasiswa menyerah kepada segala bentuk ketidakadilan dan penindasan.
“Mengawal demokrasi dalam tubuh bangsa ini adalah harga mati. Kami HMI, bukan teroris,” tegas dia.
Selain menuntut pencopotan jabatan Irjen Pol Adang Rochyana, mahasiswa juga mendesak agar kasus perusakan kantor HMI Makassar diselesaikan. Dan Kapolri juga diminta untuk meminta maaf kepada kader HMI seluruh Indonesia.
kha