Esposin, JAKARTA -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengakui banyak daerah yang telah dipasang sistem peringatan dini longsor atau landslide early warning system tetapi jelang beberapa waktu alat tersebut rusak.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
“Seperti pemasangan landslide early warning system LEWS di Banjarnegara,Bogor,Bandung dan Karangayar serta daerah lain yang telah dipasang alat tersebut,” tuturnya Senin (5/1/2014). Seperti sistem peringatan dini longsor yang dipasang di Banjarnegara banyak yang rusak dan tidak berfungsi. Masyarakat setempat merasa tidak memiliki sistem tersebut karena kesenjangan budaya.
Ironisnya bahkan alat yakni kabel dipotong karena sirene yang berbunyi dinilai hanya membuat warga cemas. “Untuk itu perlu perlu pendekatan sosial engineering yang berbasis komunitas,” katanya. Menurutnya kerusakan atau alat yang tidak berfungsi dengan baik akibat tidak adanya biaya operasi dan pemeliharaan, dan faktor masyarakat yang merasa tidak memeliki alat tersebut. Kerusakan alat rerata merupakan kerusakan teknik karena pengerjaan proyek yang menyebabkan alat tidak terawat.
Selain itu, untuk meningkatkan pengetahuan dan kesiapsiagaan masyarakat terutama warga yang daerahnya menjadi kawasan rawan bencana perlu adanya sosialisasi kembali melalui penyebaran poster, leaflet, dan pendidikan kebencanaan.
Komitmen politik pemerintah pusat dan daerah diperlukan untuk menyelamatkan masyarakat dari ancaman longsor. “Ingat 40,9 juta jiwa tinggal di daerah bahaya sedang hingga tinggi dari longsor yang bisa saja kapan saja terjadi bencana,” tambahnya.