by Newswire - Espos.id News - Jumat, 1 Oktober 2021 - 08:33 WIB
Esposin, JAKARTA — Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman mengaku gerah dengan suasana perpolitikan di Tanah Air.
Ia buka-bukaan soal aksinya mencopot baliho Habib Rizieq Shihab (HRS) saat masih menjabat Pangdam Jaya.
Letjen Dudung bercerita saat dirinya mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan paham khilafah dan radikal.
"Kegiatan-kegiatan yang di Indonesia, saya lihat sudah mulai dengan adanya pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan kepentingan politiknya, kepentingan pribadinya menggunakan dalil-dalil agama. Apapun demonstrasinya, apapun kehendaknya, bahkan menjelek-jelekkan pemerintah ini dengan dalil agama," ujar Dudung, Kamis (30/9/2021).
"Kegiatan-kegiatan yang di Indonesia, saya lihat sudah mulai dengan adanya pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan kepentingan politiknya, kepentingan pribadinya menggunakan dalil-dalil agama. Apapun demonstrasinya, apapun kehendaknya, bahkan menjelek-jelekkan pemerintah ini dengan dalil agama," ujar Dudung, Kamis (30/9/2021).
Melihat kondisi tersebut, Dudung merasa terpanggil.
Baca Juga: Jadi Pangkostrad, Segini Harta Mayjen Dudung Abdurachman
"Melihat fenomena ini saya merasa terpanggil, saya sebagai TNI, hal-hal demikian kita tidak boleh diam, karena cara-cara seperti ini yang sangat berbahaya. Karena kalau sudah doktrin masuk ke dalam masyarakat dengan dalil agama, maka ini akan menjadi pertaruhan yang sangat luar biasa," kata Dudung.
Dudung mengatakan pihaknya beserta jajaran polisi dan Satpol PP kala itu melakukan penertiban.
"Yang terjadi beberapa bulan yang lalu ada kelompok-kelompok tertentu yang merasa paling benar, merasa yang paling bertakwa, merasa paling beribadah, seakan akan merasa yang paling sempurna. Nah ini yang tidak boleh, seyogyanya kita harus menghargai bagaimana kebijakan pemerintah bagaimana kita berpegang teguh pada Pancasila dan UUD 1945," tuturnya.
Baca Juga: Respons Gatot Nurmantyo, Letjen Dudung: Itu Tuduhan Keji
"Ini banyak sekali kegiatan yang mereka lakukan dengan sesukanya sendiri, salah satunya dengan memasang baliho dengan mengajak berjihad, mengajak revolusi akhlak dan sebagainya. Ini kan kalau dibiarkan mereka merasa paling benar sendiri tidak mengikuti aturan yang berlaku di pemerintah. Oleh karenanya, TNI-Polri dan Satpol PP saat itu kita bertindak menertibkan sesuai dengan permintaan pemerintah daerah, ini yang saya lakukan, kalau nggak kita bertindak ini akan berbahaya bagi kita semua," sambungnya.
Untuk itu, dia meminta masyarakat memegang teguh Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta tidak mudah terprovokasi.
"Pancasila pegang teguh, jangan mudah terprovokasi, jangan mudah terpengaruh. Saya lihat bangsa kita sudah sangat bagus, dengan program pemerintah yang luar biasa, hanya segelintir orang yang karena ketidakpuasan, yang dulunya tidak ada jabatan kembali, kemudian berbicara di media sosial memprovokasi masyarakat. Janganlah seperti itu. Dulu pernah menjabat ya sudah, sekarang mari kita serahkan kepada generasi penerus kasihan bangsa ini kalau hanya sekadar kita salah berbicara salah berucap yang dampaknya kepada masyarakat," tuturnya.
Kepada siapa sindiran Letjen Dudung ini ditujukan?