Esposin, SOLO — Hari pertama penjualan tiket kereta api (KA) untuk arus balik, Senin (20/4/2015), langsung diserbu masyarakat, terutama KA ekonomi yang mendapat public service obligation (PSO).
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Berdasarkan pantauan Esposin, hingga Senin malam, tiket KA untuk keberangkatan 19 Juli atau H+1 Lebaran untuk KA Bengawan telah ludes terjual dan KA Senja Utama hanya menyisakan kursi untuk harga paling tinggi, yakni Rp300.000.
Sedangkan KA eksekutif, Argolawu dan Argodwipangga, masih cukup banyak. Kondisi ini berbeda dengan penjualan tiket KA untuk arus mudik, rute Solo-Jakarta yang masih menyisakan banyak tempat duduk.
“Tingginya animo masyarakat membeli tiket KA ekonomi untuk arus balik ini karena harganya yang murah, yakni Rp80.000,” ungkap Wakil Kepala Stasiun Purwosari, Gunawan, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin.
Namun dia menyampaikan penjualan tiket KA untuk arus mudik, rute Solo-Jakarta, peminatnya masih sangat minim, yakni baru sekitar 5%. Hal ini terbukti dari sisa kursi KA Bengawan yang hingga Senin siang masih di atas 600 kursi dan sisa kursi di KA Jaka Tingkir lebih dari 300 kursi.
Manager Corporate Communication Daerah Operasional (Daops) VI/Yogyakarta, Gatut Sutiyatmoko, mengatakan hingga H+1 Lebaran, animo masyarakat untuk mudik dari Jakarta menuju Solo dan Jogja masih tinggi. Hal ini kemungkinan karena masyarakat kehabisan tiket untuk keberangkatan sebelum Lebaran.
Tiket Promo
“Meski animo masyarakat terhadap tiket KA untuk arus mudik rute Solo-Jakarta dan Jogja-Jakarta masih minim, sampai sekarang belum ada kebijakan pengadaan tiket promo. Tiket promo nanti kemungkinan akan ada mendekati arus mudik apabila load factor belum sesuai dengan harapan,” ujar Gatut saat dihubungi Esposin.
Sementara itu, pada Senin pagi, PT KAI Daops VI mengadakan uji coba kereta rel diesel (KRD) di jalur railbus, yakni Solo-Wonogiri. Dia mengatakan hal tersebut dilakukan untuk melakukan uji coba perlintasan dan kereta dari biasanya beroperasi di lintas raya menjadi lintas cabang.
Dia tidak menampik, KRD tersebut menjadi pengganti saat railbus Batara Kresna sedang menjalani perawatan. Hal ini mengingat Batara Kresna dioperasikan setiap hari dan belum memiliki pengganti. Namun Gatut mengatakan hal tersebut harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Dirjen Perkeretaapian terkait penggunaan KRD ini.
Dia menyebutkan KRD ini berbeda dengan Batara Kresna karena tidak menggunakan air conditioner (AC). Namun memiliki kapasitas lebih besar, yakni 64 kursi per kereta atau total 192 kuris sedangkan Batara Kresna hanya berkapasitas 146 orang.
Gatut menyampaikan animo masyarakat yang ingin menggunakan railbus ini sangat tinggi. Menurut dia, banyak rombongan yang ingin menyewa kereta ini. Namun hal tersebut tidak bisa dilayani mengingat Batara Kresna merupakan kereta perintis, bukan kereta wisata.