by Bhekti Suryani Jibi Harian Jogja - Espos.id News - Sabtu, 30 Maret 2013 - 22:57 WIB
JOGJA-Pengamat militer dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, MT Arifin meminta ada saksi independen yang dilibatkan dalam penyelidikan penyerangan Lapas Sleman.
Dia menilai pengungkapan kasus tak cukup hanya dari unsur polisi maupun TNI yang nyata-nyata menjadi terduga perkara ini.
“Kalau ada saksi independen kita bisa tahu temuan polisi atau TNI benar atau tidak,” katanya, kepada Harian Jogja, Sabtu (30/3/2013).
Sementara perihal penggunaan senapan laras panjang dengan peluru kaliber 7,62 mm, Arifin menilai senjata tersebut jika digunakan dari jarak dekat bisa menembus tubuh.
“Kalau laras panjang jarak pendek harusnya tembus, terkecuali mungkin bila mengenai tulang,” terang Arifin.
Temuan polisi soal peluru bersarang dan jenis proyektil menurutnya tak dapat sepenuhnya dipercaya. Ia meminta semua pihak bersikap kritis atas berbagai temuan yang diungkapkan baik polisi, TNI maupun Komnas HAM.
“Persoalanya kan apakah bukti itu benar atau tidak, masyarakat sebaiknya kritis,” tuturnya.
Adapun ulasan mengenai keterlibatan aparat dalam bisnis narkoba, Arifin mengaku khawatir karena bila benar demikian, persoalan yang terjadi tak hanya terkait isu persaingan TNI dan Polri. Namun ada jaringan narkoba yang diduga melibatkan bandar-bandar besar.