SOLO — Soloraya membutuhkan fasilitas lapangan golf bertaraf internasional untuk mengakomodasi kepentingan wisatawan meeting, incentive, convention and exhibition (MICE). Beberapa calon investor sudah berminat namun realisasi wacana itu masih terkendala ketersediaan lahan yang terbatas.
Pertanyaan tersebut dilontarkan Branch Manager PT Garuda Indonesia Solo Flora Izza. Flora mengatakan lapangan golf menjadi salah satu daya tarik terutama pejabat dan pebisnis untuk menginap lama di suatu kota. “Selama ini masih masih wisatawan MICE yang datang ke Subasukawanasraten. Keberadaaan golf resort yang layak dijual sangat membantu untuk kegiatan golf turnamen,” ujarnya.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Sementara itu, Bupati Karanganyar Rina Iriani yang datang dalam kesempatan itu mengatakan beberapa calon investor memang sudah tertarik membangun lapangan golf di daerah Tawangmangu, Karanganyar. Rencana itu juga sudah lama digaungkan tetapi belum jelas realisasinya. Menurutnya, kendala utama realiasasi lapangan golf ini terutama adalah lahan yang tersedia terbatas. Untuk membangun lapangan golf diperlukan lahan sekitar 75-100 hektare.
“Sejak awal bergabung menjadi Bupati Karanganyar saya sudah memikirkan hal itu. Beberapa waktu lalu, investor dari Australia juga sudah datang untuk mengecek lokasi. Namun, ternyata lokasi yang mereka harapkan tidak memenuhi persyaratan,” terangnya.
Menurut, Rina upaya ini memang belum final. Pihaknya masih akan mencari investor lain yang berminat menanamkan investasinya. Ia sedang berusaha mencari investor yang mau menanamkan investasi di kawasan Delingan, Karanganyar. Pasalnya, di daerah tersebut terdapat lahan seluas 50 hektare.
“Rata-rata investor ingin membangun di daerah dingin. Mereka maunya di Tawangmangu dan sekitar Candi Sukuh Cetho. Padahal di sana tidak ada lahan. Lagipula, kontur geografisnya kurang sesuai,” jelasnya. Rina mengatakan saat ini pihaknya masih gencar menggaet calon investor. Kini, para calon investor akan lebih mudah memantau lokasi yang akan dibidik sebagai lahan investasi. Pasalnya, pada 19 Oktober 2012 lalu Badan Pertanahan Nasional (BPN) Karanganyar telah meluncurkan program digitalisasi pemetaan wilayah bernama Layangmas (Layanan Anggota Masyarakat) Berbasis Geo KKP. Seluruh potensi Karanganyar dapat dilihat melalui perangkat komputer layar sentuh. Kawasan peruntukan bagi sektor industri, perdagangan dan jasa yang terpampang di layar itu sudah sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Program tersebut merupakan yang pertama dan akan dipakai secara nasional. “Alat ini digunakan untuk mempermudah investor. Datanya valid dan tidak meleset. Kami akan memasang alat tersebut di beberapa hotel dan bandara. Nilai investasinya tidak banyak hanya senilai Rp250 juta,” tandas dia.