SLEMAN -- Seperti tahun-tahun sebelumnya, memperingati 32 tahun Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan HB X Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat menggelar Labuhan Merapi. Masih dalam situasi pandemi Covid-19, tradisi tahunan ini digelar secara terbatas.
Juru kunci Merapi, Mas Wedana Suraksohargo Asihono atau yang kerap disapa Mas Asih, menuturkan Labuhan Merapi kali ini secara prinsip sama dengan tahun sebelumnya. Yang membedakan hanya pesertanya yang lebih sedikit karena dibatasi.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
"Jadi pada masa pandemi ini dibatasi, karena juga status Gunung Merapi saat ini level III atau Siaga. Jadi yang naik [ikut prosesi labuhan] hanya 30 orang, selain itu tidak boleh," ujarnya, Senin (15/3/2021).
Baca juga: Labuhan Ageng di Sembukan Wonogiri Digelar Terbatas, Peserta Cuma 100 Orang
Adapun ubarampe yang dibawa yakni kain sinjang cangkring, sinjang kawung kemplang, dan semekan gadhung. Kemudian kain semekan gadhung melati, semekan banguntulak, kampuh poleng ciut, dhestar daramuluk, dan paningset udaraga. Masing-masing satu lembar.
Ubarampe ini telah tiba di Pendapa Kinahrejo pada Minggu (14/3/2021), setelah diantarkan dari Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat melalui Kapenewon Depok dan Kapenewon Cangkringan.
Warga Tak Sampai Atas
Di luar abdi dalem dan tim pendamping yang ikut naik ke Sri Manganti, masyarakat lainnya hanya boleh mengikuti prosesi sampai Tugu Rudal. Hal ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang memungkinkan masyarakat mengikuti prosesi sampai atas.
"Kami harap pengertiannya apabila ada yang niat untuk naik, tidak diperbolehkan karena kondisi, kami mohon maaf semuanya. Mudah-mudahan ini ditaati dan juga untuk menjalankan protokol kesehatan," katanya.
Meski demikian, bagi masyarakat yang ingin ngalap berkah tetap bisa melakukannya dengan menunggu di Pendapo Kinahrejo, yang setelah labuhan selesai akan dibagikan oleh panitia.