Esposin, JAKARTA — Kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat dibuka menguat 0,13% atau 18 poin ke RP13.590 per US$ pada perdagangan pagi ini, Senin (23/5/2016).
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 43 poin atau 0,32% ke Rp13.608 per dolar AS pada perdagangan Jumat (20/5/2016).
Pada pekan ini diprediksi rupiah masih menghadapi sejumlah sentimen yang berpotensi menekan laju mata uang Garuda. Di antaranya adalah rilis data pertumbuhan ekonomi AS.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang terus terjadi hinggahari ini juga masih dipengaruhi oleh sejumlah faktor eksternal. Salah satunya, hasil notulensi FOMC Minutes yang mengindikasikan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS pada Juni 2016.
Josua sendiri belum bisa memperkirakan sejauh mana pelemahan nilai tukar rupiah terjadi. Dia menilai, penguatan rupiah bisa terjadi bila rilis data PDB Amerika Serikat yang rilis pekan ini tidak begitu baik.
Namun demikian, bila rilis PDB AS tersebut bagus dan memperkuat kemungkinan the Fed bakal menaikan suku bunganya, maka pelemahan rupiah akan terus terjadi.
“Saya pikir harus dilihat perkembangan data AS pekan depan. Kalau memang tidak begitu baik, maka ada ruang penguatan, tetapi kalau bagus, membuka ruang pelemahan yang lebih besar,” jelasnya.