Esposin, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyampaikan pidato politik yang disiarkan di empat stasiun televisi nasional, Jumat (14/7/2023).
Dalam pidato yang diberi judul Agenda Perubahan & Perbaikan, AHY mengkritik kondisi perekonomian era Presiden Joko Widodo yang dinilainya stagnan sementara utang ugal-ugalan.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Menurut AHY, yang meroket bukan ekonomi sebagaimana dijanjikan Jokowi di awal menjabat melainkan utang negara.
AHY menyebut perekonomian mandek selama sembilan tahun Indonesia dipimpin Jokowi.
“Pertumbuhan ekonomi menurun, jauh di bawah yang dijanjikan hingga delapan persen. Pertumbuhan ekonomi stagnan di angka lima persen,” kata AHY, seperti dikutip Esposin dari kanal Youtube Partai Demokrat, Jumat malam.
Menurut putra sulung mantan Presiden SBY itu, daya beli masyarakat golongan menengah ke bawah terus menurun.
Di sisi lain, utang pemerintah melambung dan telah mencapai lebih dari Rp7.800 triliun per Maret 2023.
"Yang meroket justru utang kita, baik utang pemerintah maupun BUMN,” jelas AHY.
Padahal, lanjutnya, banyak negara yang perekonomiannya jatuh dan mengalami krisis hebat karena jebakan utang.
Dia kecewa pemerintah hanya berpikir ekonomi jangka pendek tanpa memikirkan konsekuensi jangka panjang.
"Kita harus belajar, banyak negara gagal akibat utang yang ugal-ugalan," ungkapnya.
AHY mengaku bingung pemerintah selalu berdalih dari sisi rasio utang terhadap PDB masih aman karena kurang dari 60 persen.
Padahal, kemampuan fiskal untuk membayar utang rendah dan membebani APBN.
"Batasi dan kontrol utang pemerintah dan BUMN. Pastikan, pembangunan infrastruktur tidak mengandalkan utang," kata suami artis Annisa Pohan itu.