Esposin, PONTIANAK — Tanaman kraton yang dimasukkan dalam kategori narkotika oleh BNN ternyata tumbuh subur di hutan provinsi Kalimantan Barat. kontroversi. Pemprov Kalimantan Barat bahkan baru saja mengadakan perayaan ekspor perdana kratom yang diterbangkan langsung dari Kota Pontianak ke Belanda. Ekspor tanaman ini dilakukan menggunakan maskapai penerbangan milik pemerintah, Garuda Indonesia.
Hal ini disampaikan langsung Kabid Pengembangan Perdagangan Luar Negeri, Perlindungan Konsumen, dan Tertib Niaga, Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan ESDM, Kalimantan Barat, Eko Darmawansyah, sebagaimana dilansir Antara, Rabu (29/9/2021).
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Acara tersebut didukung Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji dan kantor bea cukai setempat. Sebanyak 550 kg kratom diangkut dalam pengiriman perdana dari total pesanan sebanyak 15,5 ton. Adapun perusahaan yang mengekspor tanaman ini adalah PT Borneo Titian Berjaya.
Subur di Kalimantan
Melihat potensi yang luar biasa, otoritas berharap mutu kratom Kalimantan terus ditingkatkan agar harganya mampu bersaing di pasar dunia.
Ladang kratom di Kalbar menyebar dari Pontianak hingga Kapuas Hulu. Hampir 90% wilayah Kalbar atau sekitar 42.201 hektare merupakan lumbung basah yang artinya menjadi lahan subur untuk tanaman kratom. Sebesar 90% kratom diekspor ke Amerika Serikat, Eropa, hingga beberapa negara Asia.
Kandungan Narkotika
Di tengah euforia ekspor kratom, BNN justru mendesak Kementerian Kesehatan menggolongkan tanaman ini sebagai narkotika kelas 1. Hal ini didasari hasil identifikasi Puslab Narkoba BNN yang menemukan bahwa kratom mengandung senyawa mitragyna dan 7-hidroksi mitragyna.
Dikabarkan Detik.com, efek dari tanaman ini serupa dengan kokain dah morfin, bahkan jauh lebih berbahaya. Badan PBB urusan narkotika, UNODC, memasukkan tanaman ini sebagai salah satu jenis new psychoactive substances (NPS) sejak 2013.
Harga Kratom
Berdasarkan data BNN tahun 2019, harga daun kratom basah sekitar Rp8.000/kg. Sementara remahannya berharga Rp26.000/kg. Sedangkan bubuk halus kratom di dalam negeri harganya Rp40.000-Rp45.000/kg dan untuk ekspor mencapai Rp100.000/kg.
Gubernur Kalbar, Sutarmidji, berencana menyurati Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait eksistensi tanaman kratom yang jadi kontroversi. Bagi Sutarmidji, tanaman kratom merupakan komoditas unggulan ekspor dari Kabupaten Kapuas Hulu.
Selama ini kratom bahkan telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional masyarakat Indonesia. Dikutip dari situs resmi BNN, Kamis (30/9/2021), kratom adalah tumbuhan asli Asia Tenggara yang termasuk keluarga kopi-kopian. Tanaman ini banyak tumbuh di Indonesia, Thailand, Filipina, serta Papua Nugini.