Esposin, JAKARTA -- Pembentukan tim independen terkait kisruh KPK vs Polri oleh Presiden Jokowi menimbulkan pertanyaan mau dikemanakan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Muncul dugaan bahwa inilah cara Jokowi melepaskan diri dari tekanan kekuatan parpol pendukungnya.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Pengamat komunikasi politik, Effendi Gazali, menilai pembentukan tim independen yang terdiri atas sembilan tokoh merupakan tanda Jokowi sedang mencari jalan. Seperti diketahui, banyak dugaan bahwa Presiden Jokowi kini berada dalam tekanan politik di kanan-kiri. Itulah yang membuat Jokowi terkesan berjalan pelan.
"Agak pelan karena memperhatikan segala sesuatu. Dulu ada yang mengatakan Jokowi petugas partai, boneka, dan sebagainya. Tapi dia [Jokowi] sedang mencari jalan [untuk keluar dari tekanan parpol]," kata Effendi Gazali saat berbicara di Kompasiana TV, Selasa (27/1/2015) malam.
Menurut Effendi, saat ini Presiden Jokowi sedang berusaha "meminjam tangan" tim independen yang terdiri atas orang-orang dengan kredibilitas yang diakui publik. Sedangkan Wantimpres yang baru dinilai kental dengan unsur parpol.
"Saya lebih setuju ucapan Iwan Fals, bahwa Jokowi sekarang lagi demam panggung. Dia sedang menghadapi situasi yang tidak pernah ditemui di Solo dan Jakarta. Lalu dia berusaha meminjam tangan. Tapi saya yakin, dia akan memberikan keputusan yang berpihak pada publik."
Tim Independen itu diketuai Syafii Maarif, Jimly Asshidiqie sebagai wakil ketua, dan Hikmahanto Juwana menjadi sekretaris tim. Adapun Erry Riyana Hardjapamekas, Tumpak Hatorangan Pangabean, Bambang Widodo Umar, Oegroseno, Sutanto, dan Imam Prasodjo sebagai anggota tim.
Tim ini bertugas mencari fakta, dan akar masalah untuk kemudian mengusulkan solusi penyelesaiannya kepada Presiden dalam waktu sekitar 30 hari.
Bandingkan dengan Wantimpres yang belum lama ini dilantik. Dari sembilan anggota wantimpres, enam di antaranya berasal dari partai politik Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Mereka mendapat kepercayaan dari masing-masing partai untuk menduduki jabatan wantimpres.
Mereka yakni M Yusuf Kartanegara (PKPI), Rusdi Kirana (PKB), Sidarto Danusubroto (PDI-P), Subagyo HS (Hanura), dan Suharso Monoarfa (PPP). Sedangkan tiga lainnya mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Abdul Malik Fadjar, mantan Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi, dan ekonom UGM Sri Adiningsih.