news
Langganan

Korban Tewas akibat Longsor Tambang Emas Rakyat di Gorontalo Capai 23 Jiwa - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Newswire  - Espos.id News  -  Rabu, 10 Juli 2024 - 10:20 WIB

ESPOS.ID - Petugas Kantor SAR Gorontalo mendata jumlah korban tanah longsor di posko SAR Desa Tulabolo, Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Senin (8/7/2024). Data sementara dari posko SAR mencatat korban dalam pencarian berjumlah 26 orang, korban yang sudah dievakuasi atau selamat sebanyak 18 orang dan korban meninggal dunia 10 orang akibat peristiwa tanah longsor di kawasan tambang rakyat Desa Tulabolo Timur. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/rwa.

Esposin, BONE BOLANGO — Jumlah korban tanah longsor yang ditemukan meninggal dunia di kawasan tambang rakyat Desa Tulabolo Timur Kecamatan Suwawa Timur Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo telah mencapai 23 orang.

Peristiwa tanah longsor terjadi pada Sabtu (6/7/2024) tengah malam sekitar pukul 23.45 Wita. Saat itu sebagian korban sedang beristirahat dan tertidur pulas di beberapa kem atau warung yang ada di lokasi tambang.

Advertisement

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Gorontalo, Hariyanto, mengatakan data yang tercatat dan sudah terkonfirmasi pada Selasa (9/7/2024) pukul 23.00 WITA, total keseluruhan korban mencapai 173 orang.

"Rinciannya 23 orang meninggal dunia, yang selamat 81 orang, dan masih dalam pencarian sebanyak 33 orang," kata Hariyanto.

Advertisement

"Rinciannya 23 orang meninggal dunia, yang selamat 81 orang, dan masih dalam pencarian sebanyak 33 orang," kata Hariyanto.

Menurutnya korban yang selamat sebagian besar mengalami luka-luka hingga patah tulang, dan saat ini tengah menjalani perawatan di rumah sakit.

Memasuki hari ketiga setelah kejadian, jumlah tim SAR gabungan yang melakukan pencarian di lokasi telah bertambah, yakni hadirnya tim elit yang didatangkan khusus dari Basarnas Pusat hingga personel dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Sulawesi Utara.

Advertisement

"Mengingat hari sudah gelap, proses pencarian di lokasi hingga evakuasi untuk sementara dihentikan dan mulai dilanjutkan kembali pagi hari ini," katanya.

Selain itu personel gabungan yang berada di Posko SAR Desa Tulabolo, juga terus mengumpulkan data dan informasi terkait jumlah hingga identitas dari para korban agar lebih memudahkan pihak keluarga yang mencari keberadaan anggota keluarganya.

Hariyanto mengatakan hingga saat ini sebagian besar wilayah Kecamatan Suwawa Timur Bone Bolango, masih diguyur hujan dengan intensitas sedang.

Advertisement

Tersebar di Empat Titik

Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) mengungkapkan ratusan korban longsor di areal tambang emas rakyat itu tersebar di empat titik yang berbeda.

"Total tercatat ada 131 orang korban atas peristiwa ini," kata Direktur Operasi Basarnas Edy Prakoso, Selasa malam.

Advertisement

Sejak hari pertama Minggu (7/7/2024) hingga hari ketiga, kata dia, operasi SAR ini bergulir dari jumlah total tersebut ada sebanyak 58 orang korban yang berhasil dievakuasi oleh tim petugas SAR gabungan.

Posko utama operasi SAR di Desa Tulabolo Timur mencatat 23 orang dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia dan 73 orang selamat dengan luka ringan dan berat.

"Masih ada 35 orang yang hilang dan dalam pencarian. Jumlah korban bersifat sementara dan dapat berubah jika ada laporan kembali dari warga," kata dia yang saat ini berada di lokasi bencana.

Sebelumnya, Kepala Basarnas Kusrowo mengungkapkan bahwa pihaknya sedang berupaya mengerahkan alat berat guna memaksimalkan pencarian dan evakuasi korban.

Di samping itu, helikopter tambahan. Saat ini tim SAR gabungan mengandalkan satu helikopter bantuan dari Polri.

Berdasarkan hasil pantauannya pada Selasa petang, akses dari posko menuju ke lokasi bencana berjarak puluhan kilometer di dalam hutan perbukitan atau setidaknya butuh waktu 4 jam sampai dengan 5 jam secara infanteri.

Menurut dia, waktu tempuh 1.009 personel SAR gabungan bisa lebih lama lagi bila hujan terus mengguyur, kondisi tanah yang labil, dan di beberapa titik harus melintasi jembatan sehingga membutuhkan helikopter untuk mengatasi kesulitan itu.

Advertisement
Mariyana Ricky P.D - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif