Manado-- Warga Desa Lopana Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Sulut, yang diduga keracunan makanan pada hajatan pesta pernikahan 14 Februari 2010 lalu, ternyata terus bertambah menjadi 199 orang dari sebelumnya hanya 122 orang.
"Semua warga korban keracunan makanan terus dirawat secara intensif di Rumah Sakit Kalooran Amurang Minsel serta dua Puskesmas, yakni Tumpaan dan Amurang," kata kepala Dinas Kesehatan Minsel, Dirk Lengkong, Selasa.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Bahkan salah satu korban yang juga pengantin wanita Mey Paduli (20), harus dilarikan atau dirujuk ke Rumah Sakit Umum Prof Kandouw Manado, seiring kondisinya terus kritis.
Dari kondisi pasien yang ada itu, ternyata ada juga anak-anak yang harus dirawat akibat memakan makanan yang diduga mengandung bahan racun.
Pemkab Minsel sudah melakukan koordinasi dengan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk meneliti kondisi makanan dicicipi para warga, dan menyebabkan dugaan keracunan.
"BPOM akan turun langsung untuk meneliti penyebab dari keracunan dialami warga, dan kami jelas merasa resah dengan kondisi ini," katanya.
Menurutnya, dugaan sementara sejumlah pasien alami dugaan keracunan ketika makan buah segar yang disiapkan keluarga Paduli Isaak, yang melaksanakan hajatan pesta pernikahan itu.
"Yang penting warga langsung mendapatkan perawatan secara intensif atau pencegahan dini, agar tidak menimbulkan dampak buruk," katanya.
Sekitar pukul 02.00 wita (15/2) dini hari, warga yang diduga alami keracunan itu mendadak alami muntah-muntah, pusing serta diikuti dengan badannya yang lemas.
Warga langsung inisiatif melaporkan kepada Kepala Desa Lopana, yang kemudian dilanjutkan ke penanganan medis.
Sementara itu, pihak Polres Minsel langsung mengambil data dan sampel makanan dari lokasi itu, guna diteliti secara optimal apakah memang mengandung racun atau tidak.
ant/isw