Berdasarkan penelusuran yang dilakukan para petinggi negeri ini, tampilnya dua pemuda yang memerankan Kopral Anumerta Harun Said bin Muhammad Ali dan Sersan Dua Anumerta Usman Janatin di sekitar stan TNI AL itu tak direncanakan otoritas resmi. KSAL TNI Laksamana Marsetio bahkan disebut-sebut memulangkan keduanya begitu mengetahui keberadaan mereka membuat kesal delegasi Singapura.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Kekesalan delegasi Singapura terhadap kedua pemeran pahlawan nasional Republik Indonesia itu terkait dengan protes negeri pulau itu sebelumnya atas penamaan salah satu kapal perang TNI AL yang mencomotkan nama Usman Harun ke lambang kapal tersebut. Seperti kerap diberitakan sebelumnya, Singapura menganggap dua prajurit KKO yang tertangkap dan digantung oleh pemerintah Singapura karena mengebom gedung Macdonald House itu teroris.
Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada waktu itu mengabaikan protes Singapura atas penamaan kapal yang memicu kontroversi itu. Nyatanya, setelah kembali menerima protes Singapura, Jumat, Kapuskom Kemenhan Kolonel Arhanud Sisridi memaparkan tentang langkah Laksamana Marsetio yang telah memulangkan kedua pemeran Usman Harun gara-gara delegasi Singapura dalam JIDD itu merasa kesal.
"Secara tindakan di lapangan, KSAL sendiri yang memerintahkan dua orang itu untuk dipulangkan dari acara. Kalau tindakan selanjutnya silakan tanyakan kepada Kadispenal," kata Sisridi.
Dalam event tersebut, TNI Angkatan Laut sejatinya sengaja memamerkan sejumlah kemajuan industri pertahanan RI bersama matra lain TNI. Nah, dua orang yang memakai seragam Marinir itu jadi penyambut stan TNI AL. "Mereka lalu foto-foto bersama dengan pengunjung, pakai seragam itu," kata Sisridi.
Dari foto yang ditangkap Kantor Berita Antara, terlihat dua orang itu berdiri di depan stan TNI AL. Mereka jadi penyambut siapa pun yang melongok ke area pameran. "Itu memang stan untuk tiap angkatan, mereka memamerkan sesuatu untuk masyarakat," imbuhnya.
Pihaknya sangat menyayangkan karena ajang tersebut seharusnya menjadi sarana dialog antarlembaga pertahanan negara. "Padahal kami sudah mengundang Singapura, tapi seperti malah mengejek mereka. Event juga sudah bagus," imbuhnya. (JIBI/Solopos/Detik/Antara)