Esposin, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan memastikan ditolaknya permintaan izin penambahan penerbangan atau extra flight dari Lion Air tidak akan mengganggu pelayanan penumpang angkutan udara di musim Lebaran tahun ini.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
“Kan masih ada Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Batik Air, dan lain sebagainya. Jadi masih bisa diantisipasi,” ujar Hemi Pamuraharjo, Kepala Pusat Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub di Jakarta, Kamis (26/5/2016).
Selain itu, lanjutnya, jumlah frekuensi terbang pada tahun ini juga lebih banyak ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Adapun, Kemenhub juga masih menawarkan extra flight kepada maskapai dalam negeri.
Seperti diketahui, Kementerian Perhubungan menolak permintaan Lion Air untuk menambah penerbangan pada musim Lebaran tahun ini sebagai bagian dari upaya untuk mengantisipasi lonjakan penumpang. Meski begitu, Kemenhub memberikan izin bagi maskapai dalam negeri lainnya untuk menambah penerbangan, yaitu Indonesia AirAsia 1 rute, Indonesia AirAsia Extra 2 rute, Garuda Indonesia 4 rute dan Batik Air 14 rute.
Hemi menjelaskan Kemenhub belum bisa memberikan izin bagi Lion Air untuk menambah penerbangan dikarenakan belum ada rekomendasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Rekomendasi yang dimaksud terkait insiden pesawat Lion Air JT263 rute Balikpapan-Surabaya yang tergelincir atau over run di Bandara Juanda Surabaya pada akhir Februari 2016 lalu.
Akibat insiden pesawat tergelincir tersebut, Bandara Juanda sempat ditutup sementara. Selain itu, sejumlah penerbangan dari tiga maskapai yang menuju Surabaya terpaksa dialihkan ke Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, yaitu Citilink dengan nomor penerbangan QG-876 dari Pontianak, QG-671 dari Manado, dan QG-920 dari Batam. Lalu, Lion Air dengan nomor penerbangan JT-588 dari Jakarta, JT-982 dari Medan, dan JT-807 dari Makassar.
Kemudian, Indonesia AirAsia Extra dengan nomor penerbangan XT-393 dari Johor Bahru, Malaysia. Selain itu, empat jadwal penerbangan dari Denpasar menuju Surabaya juga terpaksa ditunda atau delay. Hemi menambahkan izin penambahan penerbangan juga belum tentu diberikan kepada Lion Air, meski KNKT sudah memberikan rekomendasi. “Jadi [izin diberikan atau tidak] tergantung seperti apa hasil rekomendasinya dulu,” jelasnya.