Esposin, JAKARTA -- Pengamat psikologi politik dari Universitas Indonesia Dewi Haroen menilai pidato Megawati Soekarnoputri di Kongres IV PDIP di Bali menyiratkan pesan kepada Presiden Jokowi agar tidak melupakan jasanya.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
"Jadi betul Bu Mega ingatkan Pak Jokowi. Bagaimana pun di pemerintahan siapa paling setia," kata Dewi Haroen dalam diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (11/4/2015).
Menurut dia Megawati Soekarnoputri melihat ada kekuatan dari luar partai yang ingin memisahkan Presiden Jokowi dari partai. Mega, kata Dewi Haroen, mengingatkan mantan Wali Kota Solo itu agar jangan merenggang dari partai yang membesarkan.
Pasalnya, Dewi menilai Megawati Soekarnoputri sudah berkorban dengan memberikan mandat besar kepada Jokowi untuk menjadi presiden. Posisi calon presiden memang biasanya berada di tangan ketua umum partai.
Selain itu, kehadiran Jokowi yang populer membuat masyarakat beropini bahwa sebaiknya ketua umum bukanlah Megawati, melainkan Jokowi. "Ibaratnya membesarkan anak harimau," katanya.
Lebih lanjut Dewi Haroen mengatakan Megawati Soekarnoputri semakin gundah manakala Presiden Jokowi menunjuk orang di luar partai menduduki jabatan di pemerintahan. Sedangkan dari PDIP sendiri porsinya tidak terlalu besar. "PDIP hanya dapat empat jatah menteri. Makanya sakitnya tuh di sini," katanya.
Menurut dia, saat ini komunikasi Megawati ke istana sangat terhambat lantaran minimnya kader PDIP yang menghuni kabinet. Ke depannya, Dewi menyarankan kepada Presiden Jokowi untuk memperbaiki hubungan dengan Mega. Jokowi, tutur Dewi, harus tegas dalam menjalin hubungan dengan partai pengusung.