Esposin, SOLO -- Putri Paku Buwono (PB) XIII G.K.R. Timoer Rumbai Dewayani Kusuma memilih bertahan di salah satu kamar di Keputren atau kompleks kediaman putri raja Keraton Kasuanan Surakarta Hadiningrat. Sementara itu, polisi menjaga pintu masuk Keputren yang masih ditempati Rumbai.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Rumbai mengaku lebih memilih bertahan di Keputren setelah Satgas Panca Narendra (Tim Lima) meminta mengosongkan Keraton Solo. Akses keluar masuk di Keraton Solo berkurang setelah polisi banyak menjaga semua pintu masuk.
“Saya tidak mau seperti kerabat lainnya yang kesulitan mencari tempat tinggal setelah keluar dari Keraton Solo,” ujar Rumbai saat dihubungi
Rumbai mengatakan minimnya akses tersebut membuat dirinya kesulitan untuk menjenguk anaknya yang sedang sakit di rumah sakit. Sementara itu, untuk bertahan hidup di dalam Keraton Solo, dia memanfaatkan bekal makanan seadanya.
Ditanya soal hadir atau tidaknya di acara jumenengan, Rumbai mengatakan tidak mendapatkan undangan untuk menghadiri acara jumenengan. Ia tidak menjelaskan keberadaannya saat berlangsungnya Tingalan Jumenengan PB XIII.
Kasatreskrim Polresta Solo, Kompol Agus Puryadi, mewakili Kapolresta Solo AKBP Ribut Hari Wibowo, mengatakan Rumbai memilih bertahan di dalam kamar Keputren atas kemauannya sendiri. Polisi tidak mengurung Rumbai di dalam kamar.
“Kami tidak bisa memaksa dia [Rumbai] keluar dari Keraton Solo jika memilih bertahan di Keputren. Polisi tidak akan melakukan intervensi terhadap semua kerabat Keraton Solo,” ujar Agus kepada wartawan di Mapolresta.
Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol. Djarot Padakova mengatakan polisi sampai menugaskan seorang polwan yakni Kapolsek Jebres Kompol Juliana untuk mendampingi Rumbai selama bertahan di Keputren. Bahkan, di menambahkan, Juliana juga memberikan makanan nasi bungkus.
“Soal Rumbai terisolasi di medsos [media sosial] itu tidak benar. Rumbai sendiri yang memilih bertahan di Keputren,” kata dia.