Ibunya, Frost sangat khawatir dengan keadaan putrinya dan telah mengupayakan segala cara untuk menghentikan kebiasaan buruk anaknya tersebut. Ia telah membujuk putrinya makan lebih bervariasi dan melakukan beberapa terapi, namun tetap saja upayanya itu berakhir sia-sia.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Makanan yang bisa menggantikan kegemaran Leah atas spageti kalengan itu adalah kue chip, roti, keju dan kue bolu. Makanan-makanan yang ia konsumsi juga bukan hal yang bisa dibeli dengan asal-asalan. Makanan yang ia makan harus memiliki merek dan varietas tertentu.
Spagenti kalengan yang ia makan haruslah bermerek Heinz, roti harus bermerek Warburton dan keju haruslah bermerek Lancashire yang berasal dari supermarket Morrisons. “Keadaan ini membuat saya berada pada posisi sulit ketika saya keluar dengan teman-teman saya karena banyak teman-teman saya phobia yang saya alami,” kata Leah seperti dikutip Daily Mail, Senin (17/3/2014)
Forst sang ibu berpikir phobia yang dialami oleh putrinya berawal saat Leah masih bayi, kala ia tak mendapatkan ASI karena dirinya yang tak dapat menghasikan air susu. Akibatnya, berat badan Leah menurun tajam selama 5 pekan.
Sejak saat itulah ia memutuskan memberikan makanan apapun yang diinginkan oleh Leah. Tanpa ia sadari keputusannya tersebut membuat anaknya mengalami phobia pada sebagian besar makanan. Makan makanan yang tak sehat telah memberikan efek negatif pada kesehatan Leah. Ia merasa cepat lelah dan kadar zat besi dalam tubuhnya juga terbilang rendah.