Esposin, PURWOREJO--Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak kemarau kering tahun ini terjadi Agustus hingga awal bulan September dengan kondisi jauh lebih kering dibandingkan tahun 2020, 2021, dan 2022. Kondisi itu akan sangat berdampak pada sektor pertanian.
Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, fenomena El Nino dan IOD (Indian Ocean Dipole) Positif yang terjadi membuat musim kemarau tahun ini dapat menjadi lebih kering dan curah hujan pada kategori rendah hingga sangat rendah.