Esposin, JAKARTA — Bank Indonesia membuat terobosan berupa transaksi rupiah di beberapa negara tetangga, seperti Thailand sampai Malaysia.
Hal ini karena Indonesia sudah memiliki Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang memudahkan pemilik e-wallet dan mobile banking untuk bertransaksi.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan QRIS cross border ini memungkinkan negara mitra bisa menerima pembayaran dari aplikasi e-wallet di Indonesia.
"Pada tahap ini, pengguna dari Indonesia sekarang dapat menggunakan aplikasi pembayaran seluler mereka untuk memindai kode QR Thailand, untuk melakukan pembayaran ke merchant di seluruh Thailand," ujar Perry.
Baca Juga: Rupiah Digital Diluncurkan, Gubernur BI Klaim Perekonomian Lebih Efisien
Kemudian pengguna dari Thailand kini dapat menggunakan aplikasi pembayaran seluler untuk memindai QRIS.
Lalu untuk membayar barang dan jasa di merchant di Indonesia dan juga menggunakan layanan ini untuk transaksi e-commerce lintas batas mereka.
Transaksi Lintas Batas
Menurut dia, layanan ini akan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dan Thailand yang melakukan transaksi lintas batas, seperti wisatawan.Setelah perjalanan internasional dilanjutkan, pariwisata akan menjadi sektor utama yang akan sangat diuntungkan dari layanan ini karena banyaknya arus wisatawan antara kedua negara.
Inisiatif ini merupakan milestone dari Cetak Biru Sistem Pembayaran Indonesia 2025, khususnya di pembayaran ritel.
Ini menghubungkan pembayaran lintas batas melalui interkoneksi kode QR nasional kedua negara.
Baca Juga: Jangan Sampai Jadi Korban, Ini Tips Agar Terhindar dari Penipuan Digital
Salah satu aspek yang menarik dari proyek ini adalah penggunaan kuotasi langsung dari nilai tukar mata uang lokal yang disediakan oleh bank-bank Dealer Cross Currency yang Ditunjuk (ACCD) di bawah Kerangka Penyelesaian Mata Uang Lokal (LCS) untuk meningkatkan efisiensi transaksi, sehingga menurunkan biaya transaksi.
LCS ini bisa digunakan untuk investasi, dividen, remitansi yang terkait dengan tenaga kerja asing.
Bantu UKM
Indonesia memang sudah bekerja sama dengan beberapa negara seperti Malaysia, Thailand, China dan Jepang.Hasil signifikan yang diharapkan dari proyek pembayaran lintas batas pertama ini tidak hanya untuk memfasilitasi transaksi di sektor pariwisata tetapi juga untuk membantu UKM di kawasan wisata.
"Proyek ini juga akan meningkatkan inklusi keuangan, ekonomi digital inklusif, dan transaksi e-commerce. Percontohan ini, yang disebut BI sebagai sandbox, sedang menuju perluasan lebih lanjut pembayaran lintas batas di wilayah tersebut," jelasnya.
Baca Juga: Jadi Unikorn Seusai Dapat Kucuran Rp2,1 Triliun, Ini Rencana Xendit
Deputi Gubernur BOT Ronadol Numnonda mengungkapkan pentingnya konektivitas sistem pembayaran lintas batas di ASEAN.
Hemat
Dia meyakini QR lintas batas ini akan menjadi alternatif pembayaran ritel yang aman, efisien dan hemat biaya."Layanan ini akan membantu bisnis e-commerce selama masa-masa sulit ini dan meletakkan dasar bagi dimulainya kembali arus pariwisata dan bisnis. Lebih penting lagi, hubungan pembayaran lintas batas kami dengan negara terbesar ASEAN akan menjadi katalis utama lainnya dalam mengubah cara warga ASEAN melakukan pembayaran di luar negeri, sehingga berkontribusi pada kemakmuran ekonomi regional dan digitalisasi," jelas dia.
Proyek ini terselenggara berkat kolaborasi berbagai pemangku kepentingan dari kedua negara di bawah pengawasan bersama BI dan BOT.
Ini termasuk Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Asosiasi Bankir Thailand, 13 penyedia QRIS, RAJA (Rintis, Artajasa, Jalin, dan Alto) - empat operator switching dari Indonesia, National ITMX (NITMX) - operator sistem pembayaran dari Thailand, serta bank ACCD, termasuk Bank Central Asia (BCA), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dari Indonesia, dan Bangkok Bank (BBL), Bank Ayudhya (Krungsri), dan CIMB Thai Bank (CIMBT) dari Thailand.