"Ada yang bilang nanti tidak populer, saya jadi pemimpin bukan untuk populer kok. Itu tanggung jawab pemimpin, kebijakan pasti ada risikonya," kata Presiden saat membuka Pertemuan Nasional Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (Munas Kagama) di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (6/11/2014).
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Ia mengatakan, selama lima tahun ini, jumlah subsidi yang digelontorkan pemerintah sebesar Rp714 triliun. Sementara untuk infrastruktur hanya Rp577 triliun dan Kesehatan Rp202 triliun. "Apa yang ada di dalam bayangan bapak-ibu semuanya. Kita ini boros, kita ini konsumtif. Yang justru kita bakar Rp714 triliun tiap hari. Coba kalau ini dibuat bendungan jadi berapa. Kalau Rp400 M satu bendungan, bisa menjadi 1.400 waduk," katanya.
"Saya ingin memberikan kesadaran pada kita semuanya. Ada yang tidak betul harus dibetulkan. Oleh sebab itu, subsidi BBM kita alihkan dari konsumtif ke tempat yang produktif. Itu tadi, ke irigasi, bendungan, subsidi pupuk untuk petani, subsidi benih untuk petani, mesin untuk nelayan," kata Presiden.
Lebih lanjut, Presiden mengakui hingga kini pihaknya masih mengalkulasi kemungkinan mengurangi subsidi BBM tersebut. "Kalau kalkulasinya sudah matang, kartu perlindungan sudah matang, kemungkinan bulan ini belum bisa saya sampaikan, kalau sudah saya putuskan kalian akan tahu," katanya kepada wartawan seusai membuka Munas Kagama.