news
Langganan

KENAIKAN HARGA BBM : Laju Inflasi Juli 2013 Terburuk Sejak Reformasi - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Sukirno Jibi Bisnis  - Espos.id News  -  Jumat, 2 Agustus 2013 - 02:26 WIB

ESPOS.ID - Foto ilustrasi (JIBI/Bisnis)

Volatilitas harga kebutuhan pokok menjadi penyumbang inflasi yang paling besar Juli 2013 lalu. Inflasi Indonesia saat ini tercatat sebagai yang terburuk sejak 14 tahun terakhir. (Paulus Tandi Bone/JIBI/Bisnis)

Esposin, JAKARTA — Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengungkapkan Indonesia mencatatkan inflasi terburuk sejak 14 tahun terakhir, atau 1999 kala angin Reformasi kencang berembus. Pada Juli 2013 lalu, inflasi nasional Indonesia tercatat 3,29% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 144,63.

Advertisement

Kenaikan inflasi itu menurut dia terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks beberapa kelompok pengeluaran, terutama yang terbesar yaitu kelompok bahan makanan 5,46%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 1,55%. Kenaikan harga barang-barang tersebut tak bisa dilepaskan dari kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

Tingkat inflasi tahun kalender Januari-Juli 2013 sebesar 6,75%, tingkat inflasi year on year Juli 2013 terhadap Juli 2012 sebesar 8,61%. Realisasi tersebut diluar prediksi Trust Securities yang memperkirakan inflasi Juli 2013 di angka 2,3%-2,5% month to month dan 7,79% year on year. "Pencapain ini sangat disayangkan karena merupakan inflasi tertinggi sejak 1999," katanya.

Diingatkannya, Kamis (1/8/2013), ia pernah menyampaikan bahwa berdekatnya waktu kenaikan harga BBM dengan bulan puasa yang disusul dengan Lebaran bakal menciptakan ledakan inflasi karena biasanya menjelang puasa-Lebaran, harga-harga kebutuhan pokok akan mengalami kenaikan. Dia menambahkan dengan kenaikan harga BBM tentu berimbas pada biaya transportasi dan merembet pada harga pangan.

Advertisement

Untuk itu, sebelumnya dia pernah meminta agar pemerintah bisa mengimbangi imbas kenaikan harga BBM dengan menjaga pasokan bahan pangan agar tidak terjadi lonjakan inflasi. "Tapi, sepertinya pemerintah punya pandangan sendiri sehingga apa yang kami harapkan tidak terlaksana. Sekarang terbukti kekhawatiran kami tersebut," tukasnya setelah segalanya terlambat, kini.

Advertisement
Advertisement
Rahmat Wibisono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif