Kecelakaan udara berupa helikopter jatuh terjadi di Kalasan Sleman.
Harianjogja.com, SLEMAN -- Kecelakaan udara berupa helikopter jatuh dengan enam korban tewas membawa duka bagi sejumlah pihak. Termasuk, keluarga dari warga sipil, Francisca Nila Agustin, warga Serangan RT 001/RW 001, Desa Blulukan, Colomadu, Karanganyar.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Helikopter milik TNI AD dengan nomor Registrasi HA-5073 jatuh dan menimpa dua rumah warga di Dusun Kowang RT 1 RW 1, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Jumat (8/7/2016) sore.
(Baca Juga : HELIKOPTER JATUH : 1 Korban Jiwa Ternyata Warga Sipil Asal Colomadu, Kok Masuk Heli Militer?)
Adik kandung korban, Bayu Sigit Pamungkas, 18, kepada Harianjogja.com, menyampaikan baru tiba di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara (RSPAU) Hardjolukito, Bantul pada pukul 20.30 WIB. Ketika ditanya mengenai sosok kakaknya, dia menyampaikan Fransiska adalah orang yang tak pernah marah.
Dia menuturkan sehari-hari Fransiska bertugas di sebuah klinik di Nusa Tenggara Timur (NTT). Pada libur Lebaran ini, dia tengah berada di Karanganyar.
"Karena masih suasana Lebaran, saya sempat larang dia pergi, enggak usah berangkat, tapi dia maksa berangkat naik heli," papar dia.
Dari rumah menuju Bandara Adisumarmo, Bayu menuturkan Fransiska nekat pergi mengendarai taksi. Ditanya mengenai alasan Fransiska dapat mengendarai helikopter milik TNI AD, dia menuturkan tak tahu menahu. Bayu hanya tahu kakaknya itu diajak seorang teman berangkat ke Jogja naik helikopter.